Bisnis.com, JAKARTA - Serangan kecemasan dan serangan panik sama-sama memengaruhi kualitas hidup pengidapnya, dan memiliki gejala yang kurang lebih sama. Akan tetapi, mereka bukanlah hal yang sama.
Serangan kecemasan merupakan rasa tertekan, takut, gelisah, dan khawatir yang datang secara perlahan, tetapi cenderung bertahan bahkan setelah serangan itu sendiri berakhir. Ini berbeda dengan serangan panik, yang muncul tiba-tiba dan sering bermanifestasi sebagai ketakutan akut.
Hingga saat ini, mengutip Halodoc, penyebab pasti dari serangan panik belum bisa dipastikan. Tetapi, faktor-faktor seperti stres berlebihan, faktor genetik, memiliki temperamen yang rentan terpengaruh oleh stres atau emosi negatif hingga merokok atau mengonsumsi minuman kafein secara berlebihan dapat memicu terjadinya serangan panik.
Sementara itu, serangan kecemasa mulanya dipicu oleh hal-hal yang memicu kecemasan. Seiring waktu, kecemasan ini semakin memburuk dan memuncak, yang pada akhirnya timbul serangan kecemasan. Wanita dipercaya lebih rentan mengidap gangguan ini.
Terapis berlisensi Mariel Buque, dalam unggahan Instagramnya baru-baru ini membagikan bahwa jika Anda mengalami serangan kecemasan di depan umum, Anda bisa mengalihkan perhatian otak Anda dengan teknik dasar.
Melansir Well and Good, Jumat (31/12/2021), Buque menyarankan untuk menghitung warna yang ada di ruangan dengan penuh perhatian saat Anda mengalami serangan kecemasan. Hitung warna yang ada di dalam ruangan kurang lebih selama 30 hingga 60 detik. Lalu, catat berapa banyak warna yang sebenarnya Anda hitung. Cara ini akan membantu Anda mengalihkan pikiran dari apapun yang menyebabkan kecemasan.
Tetapi perlu diingat, jika Anda sering mengalami serangan kecemasan, ada baiknya untuk berkonsultasi ke profesional kesehatan mental yang bisa membantu Anda mengembangkan strategi jangka panjang untuk menjaga kecemasan Anda.