Bisnis.com, JAKARTA — Varian Covid-19 Omicron telah memakan korban meninggal jiwa di Indonesia. Satu pasien meninggal dunia karena disebut belum mendapatkan vaksin, sedangkan satu lainnya telah divaksin tetapi memiliki lebih dari dua komorbid.
“Berkaca dengan kasus yang meninggal belum divaksin, kalau Anda belum divaksin segeralah vaksin,” kata Ketua Pokja Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Erlina Burhan,acara konferensi pers PDPI secara daring yang membahas "Perkembangan terkini kasus Covid-19 varian terbaru Omicron", Senin, 24 Januari 2022.
PDPI pun meminta pemerintah untuk terus menggalakkan vaksinasi Covid-19. Selain itu masyarakat juga diimbau untuk waspada terhadap gejala Omicron.
Erlina mengungkapkan bahwa data gejala awal varian Omicron di Amerika, tanggal 1-8 Desember 2022. Data itu berasal dari 37 kasus simtomatik, yaitu batuk (89 persen), fatigue (65 persen), hidung tersumbat (59 persen), demam (38 persen), mual/muntah (22 persen), sesak napas (16 persen), diare (11 persen) dan anosmia/ageusia (8 persen).
Erlina membandingkan dengan data positif Omicron di RSUP Persahabatan. Data yang diambil dari tanggal 10-22 Januari 2022, dengan 17 pasien (probable omicron dan omicron). Data itu mengungkap bahwa 100 persen pasien adalah pelaku perjalanan dari luar negeri. Pasien tidak bergejala 6 orang, bergejala 11 orang.
Gejala yang dirasakan adalah batuk kering (7 orang), nyeri tenggorokan (6 orang), pilek (3 orang), sakit kepala (4 orang), demam (2 orang) dan nyeri perut (1 orang).
Erlina menyarankan bagi lansia dan orang yang memiliki kormobid, jika memiliki gejala mengarah ke Omicron seperti nyeri tenggorok, batuk, pilek, agar segera memeriksakan diri. Jika terkonfirmasi positif, kesepakatan di PDPI, orang tersebut sebaiknya dirawat.