Ilustrasi pasien Covid-19 yang sedang menjalani isoman berkonsultasi dengan dokter via layanan telemedisin/Freepik
Health

Orang dengan Long Covid Alami Kekebalan Abnormal, 8 Bulan Setelah Terinfeksi

Ni Luh Anggela
Rabu, 9 Februari 2022 - 11:07
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -Para peneliti yang berbasis di Australia melaporkan bahwa orang dengan long Covid masih mengalami aktivitas kekebalan abnormal, 8 bulan setelah infeksi awal SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19.

Long Covid, atau yang juga dikenal sebagai Covid-19 pasca akut merupakan istilah untuk menggambarkan efek Covid-19 yang bertahan selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan setelah penyakit awal.

Adapun gejalanya berupa gangguan pernapasan dan fisik, dan beberapa melaporkan adanya gangguan kardiovaskular.

Rekan peneliti senior dan penulis pendamping studi Chansavath Phetsouphanh mengatakan, studi mereka menunjukkan bahwa respons inflamasi berlanjut setelah Covid-19 akut ringan hingga sedang, yang tidak ditemukan setelah infeksi virus corona flu biasa.

Akan tetapi, dia menambahkan bahwa dibutuhkan lebih banyak penelitian dari kelompok yang lebih besar untuk memvalidasi temuan mereka.

Melansir Medical News Today, Rabu (9/2/2022), dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Immunology, para peneliti mengikuti 147 orang selama 8 bulan setelah diagnosis Covid-19.

Tim kemudian mendefinisikan long Covid sebagai terjadinya salah satu dari tiga gejala utama: kelelahan, nyeri dada atau sesak napas pada bulan keempat infeksi. Sebanyak 31 dari 147 orang dilaporkan memenuhi deskripsi tersebut.

Selanjutnya, para peneliti mencocokkan individu menggunakan jenis kelamin dan usia, dengan 31 kontrol tanpa gejala dari kohort yang sama yang tidak melaporkan gejala pada bulan keempat, tetapi bergejala selama fase akut Covid-19.

Para peneliti juga merekrut populasi baru individu yang dites negatif untuk SARS-CoV-2 yang berfungsi sebagai kontrol.

Akhirnya, para peneliti mengumpulkan sampel darah dari masing-masing kelompok untuk memeriksa biomarker yang terkait dengan long Covid.

Para peneliti mencatat bahwa kelompok long Covid memiliki tingkat enam biomarker kekebalan yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Akan tetapi, sejak bulan keempat, mereka melihat penurunan tingkat biomarker yang meningkat pada kelompok kontrol sementara kelompok long Covid masih mempertahankan tingkat biomarker yang tinggi.

Secara khusus, mereka memerhatikan bahwa dua jenis biomarker yang dikenal dengan interferon, meningkat pada kelompok long Covid, 8 bulan setelah terinfeksi SARS-CoV-2. Adapun interferon sendiri digambarkan sebagai sejenis protein yang dibuat sel-sel tubuh sebagai respons terhadap keberadaan virus.

Mempertimbangkan temuan ini, para peneliti kemudian menyimpulkan bahwa infeksi SARS-CoV-2 memberikan efek residual berkepanjangan yang unik pada sistem kekebalan bawaan dan adaptif. Dan ini mungkin mendorong gejala yang dikenal sebagai long Covid.

Di sisi lain, seorang dosen senior di Queen Mary University of London Deepti Gurdasani yang tidak terlibat dalam penelitian menanggapi temuan tersebut di Twitter.

Dia menuliskan, temuan tersebut menunjukkan bahwa long Covid jelas menunjukkan profil imunologis yang berbeda dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki gejala persisten.

Penulis : Ni Luh Anggela
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro