Bisnis.com, JAKARTA - Varian B.1.1.529 atau yang dikenal dengan Omicron merupakan varian dari virus Covid-19. Pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan, varian tersebut telah ditetapkan sebagai variant of concern (VOC) pada 26 November lalu oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Varian yang disebut sangat menular namun memiliki gejala ringan ini nyatanya tidak bisa disepelekan. Oleh karena itu, ada baiknya untuk mengetahui mitos vs fakta seputar Omicron ini, seperti dilansir dari akun resmi Kementerian Kesehatan, Rabu (9/2/2022).
1. Mitos: Omicron hanya menimbulkan gejala ringan
Faktanya, meskipun penyebaran varian ini lebih cepat, gejala yang ditimbulkan tidak separah varian Delta. Akan tetapi bagi orang lanjut usia (lansia), orang dengan komorbid dan orang yang belum divaksinasi, tetap berpotensi mengalami kematian.
2. Mitos: Vaksin Covid-19 tidak mempan lawan Omicron
Faktanya, hingga saat ini vaksin menjadi proteksi terbaik dalam melawan Omicron. Data menunjukkan, 60 persen pasien Omicron di Indonesia yang meninggal dunia, belum pernah divaksinasi Covid-19. Jadi, apakah Anda masih meragukan vaksin Covid-19?
3. Mitos: Orang yang belum divaksin Covid-19 tidak akan bergejala parah akibat Omicron
Faktanya, mereka yang belum divaksin Covid-19 justru yang paling rentan tertular Omicron. Tidak hanya itu, pasien Omicron di rumah sakit sebagian besar adalah orang yang belum divaksin.
4. Mitos: Omicron tidak bisa menginfeksi orang yang sebelumnya sudah terkena Covid-19
Faktanya, orang yang sudah terkena Covid-19, masih bisa terkena Omicron lho. Oleh karena itu, vaksin Covid-19 sangat dianjurkan untuk menghindari gejala parah.
5. Mitos: Memakai masker tidak bisa mencegah penularan Omicron
Faktanya, pencegahan terbaik agar tidak tertular Omicron adalah disiplin protokol kesehatan, termasuk memakai masker, mencuci tangan dan mengurangi mobilitas. Dan tentunya dengan melakukan vaksinasi.