Bisnis.com, JAKARTA - Sejak akhir tahun lalu, Omicron menjadi varian dominan COVID-19 yang melanda semua negara.
Komunitas ilmiah telah mempelajari varian ini, mulai dari penularannya hingga tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya. Mereka juga telah mempelajari gejala Omicron dan mana yang muncul lebih dulu.
Dr Cio-Peña adalah direktur Departemen Kesehatan dan Darurat Global di Rumah Sakit Universitas Staten Island di Amerika Serikat, berbicara tentang kapan gejala Omicron dimulai dan apa gejala pertama yang muncul.
"Tanda-tanda pertama cenderung seperti gejala infeksi saluran pernapasan atas (sakit tenggorokan)". Gejala-gejala ini tidak berbeda dengan flu biasa, perbandingan yang membuat kasus Omicron sulit dilacak karena orang-orang yang mengalami gejala tersebut dan menganggap yang mereka alami adalah pilek daripada melakukan tes COVID-19," ujarnya diansir dari Express.
Dr Pena menambahkan bahwa, setelah terinfeksi Omicron, orang biasanya mulai mengalami gejala dalam "satu hingga dua hari lebih cepat daripada Delta atau Alpha".
Namun, sementara Omicron jauh lebih menular daripada varian Delta atau Alpha dan dapat menghindari perlindungan vaksin sampai tingkat tertentu, ada beberapa hal positif kecil untuk Omicron.
Pertama, meskipun dapat menghindari perlindungan vaksin, ini dapat diperbaiki jika seseorang memiliki suntikan booster ketiga.
Selain itu, penyakit yang disebabkan oleh Omicron tidak separah Alpha atau Delta, yang berarti lebih sedikit orang yang berakhir sakit parah di rumah sakit.
Gejala lain virus Omicron saat ini meliputi:
• Pilek
• Sakit kepala
• Bersin
• Sakit tenggorokan
• Batuk terus-menerus
• Demam
• Hilangnya rasa dan bau
Omicron adalah satu lagi dalam garis panjang mutasi yang telah dialami virus sejak pandemi dimulai dan itu bukan varian terakhir yang menjadi perhatian.