Bisnis.com, SOLO - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengatakan, nilai CT pada tes PCR tidak dapat dipakai untuk menentukan derajat keparahan gejala maupun kesembuhan.
"Banyak orang yang memahami bahwa nilai CT tinggi itu berarti aman, sebentar lagi sembuh, salah besar. Nilai CT yang tinggi bisa terjadi pada saat tahap awal dan infeksi, dan kemudian bisa berkembang menjadi turun nilai CT-nya," ujar Panel Ahli Satgas Penanganan Covid-19, Budiman Bela.
Menurutnya, bila hasil tes PCR positif, maka pasien harus tetap berhati-hati meski nilai CT tinggi.
"Ingat, kalau sekarang tidak sesak, jangan kira nanti tidak bisa berkembang jadi sesak. Atau kalau tidak pernah sesak, jangan kira itu tidak bahaya, bisa saja happy hypoxia, di mana pasien tidak tahu bahwa dia sedang sesak," tuturnya.
Demikian pula jika hasil tes PCR negatif, ia meminta masyarakat juga tetap waspada, mengingat hasil tes PCR tidak 100 persen akurat.
"Sebagus-bagusnya hasil pemeriksaan, hasil pemeriksaan tersebut tidak 100 persen akurat, masih di sekitar 95 persen, berarti masih ada lima persen yang berpotensi terjadi kenapa-kenapa," ucap Budiman Bela.
Oleh karena itu, Budiman pun meminta masyarakat tetap menerapkan disiplin protokol kesehatan agar tidak terpapar Covid-19.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun menekankan bahwa tidak ada tes PCR yang hasilnya 100 persen sempurna.
"Tidak ada tes PCR yang 100 persen sempurna, karena dari sensitivitas maupun spesifikasinya kisarannya antara 95-99 persen. Jadi kalau tes kita kemarin sampai 500.000, sehari ada 5.000 yang bisa missed," ujarnya.