Molnupiravir, obat Covid-19 terbaru yang diklaim ampun mengurangi penyebaran virus Corona/ABC.com
Health

WHO Rekomendasikan Molnupiravir, Obat Covid Buatan Merck untuk Pasien Berisiko Berat

Mia Chitra Dinisari
Kamis, 3 Maret 2022 - 19:03
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Panel Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Rabu mendukung penggunaan pil antivirus COVID-19 Merck & Co Inc (MRK.N) untuk pasien berisiko tinggi.

Panel ahli secara kondisional merekomendasikan pil molnupiravir itu, untuk pasien dengan penyakit tidak parah yang berisiko tinggi dirawat di rumah sakit, seperti orang yang kekebalannya terganggu, orang yang tidak divaksinasi, orang tua dan mereka yang memiliki penyakit kronis.

Sejak molnupiravir di A.S. disahkan pada bulan Desember, permintaan pil di antara pasien COVID-19 telah terpukul dari kemanjuran yang relatif rendah dan potensi masalah keamanan untuk kelompok tertentu. Baca selengkapnya

Melansir Reuters, panel WHO mengatakan pihaknya juga sedang mempersiapkan rekomendasi untuk pil antivirus pesaing Pfizer Inc (PFE.N), Paxlovid.

Pil Pfizer terbukti hampir 90% efektif dalam mencegah rawat inap dan kematian akibat COVID-19, dibandingkan dengan 30% untuk molnupiravir.

Rekomendasi dari Guideline Development Group (GDG) WHO ditujukan untuk membantu dokter memberikan perawatan terbaik bagi pasien dalam situasi yang bergerak cepat seperti pandemi COVID-19.

Panel mengatakan bahwa pasien muda dan sehat, termasuk anak-anak, dan wanita hamil atau menyusui tidak boleh diberikan molnupiravir karena potensi risiko seperti cacat pada janin yang sedang berkembang, seperti yang ditunjukkan dalam penelitian pada hewan.

Pedoman WHO, yang diterbitkan dalam British Medical Journal, mengatakan tidak ada rekomendasi penggunaan molnupiravir yang dibuat untuk pasien dengan penyakit parah atau kritis karena tidak ada data uji coba untuk kelompok tersebut.

Panel juga memperbarui panduannya untuk penggunaan koktail antibodi COVID-19 Regeneron Pharmaceuticals Inc (REGN.O). Sekarang merekomendasikan obat hanya untuk orang yang tidak terinfeksi Omicron karena data praklinis baru menunjukkan obat itu tidak efektif terhadap varian tersebut.

Pada bulan Januari, panel merekomendasikan penggunaan baricitinib Eli Lilly (LLY.N) untuk pasien dengan COVID-19 parah yang dikombinasikan dengan kortikosteroid, dan terapi antibodi GlaxoSmithKline (GSK.L) dan Vir Biotechnology (VIR.O) untuk non -Pasien parah dengan risiko rawat inap tertinggi.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro