Bisnis.com, SOLO - Meski dikatakan efektif dalam mengobati Covid-19, ada sejumlah bahaya dan efek samping favipiravir.
Berdasarkan penelitian pada hewan, favipiravir tergolong sebagai teratogen. Ia memiliki zat yang bisa meningkatkan risiko terjadinya kerusakan dalam pembentukan embrio atau perkembangan janin, misalnya cacat lahir dan keguguran.
Itu mengapa penggunaan favipiravir untuk ibu hamil pun tidak dianjurkan. Begitu pula dengan wanita yang berencana untuk hamil.
Di sisi lain, konsumsi favipiravir secara umum juga diketahui berisiko menimbulkan sejumlah efek samping.
Akan tetapi, efek samping yang muncul tergolong ringan dan tidak jauh berbeda dengan obat antivirus untuk pengobatan Covid-19 lainnya, seperti sakit perut, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, serta mual.
Sementara, pada beberapa kasus, penggunaan favipiravir dapat meningkatkan kadar asam urat dan enzim hati dalam tubuh. Namun, hal ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Lepas dari itu, favipirafir ini memiliki merek dagang dengan nama Avifavir dan Avigan. Kedua obat ini pun bekerja dengan cara yang sama, yaitu menghambat virus Corona untuk berkembang biak dalam tubuh.
Menurut penelitian, favipiravir efektif bagi penderita Covid-19 yang berisiko mengalami perburukan menjadi gejala berat. Obat ini pun telah mendapatkan izin dari BPOM dan sudah tersedia di Indonesia.