Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa keadaan menunjukkan bahwa Covid-19 bertahan lebih lama pada tubuh seseorang, meski hasil tes PCR atau Antigen sudah menunjukkan hasil negatif. Para ahli kesehatan menamai kondisi tersebut sebagai Long Covid.
Kondisi Long Covid tidak boleh dianggap enteng. Ada beberapa gejala Long Covid yang sering diabaikan. Namun, dengan diagnosis dan perawatan yang tepat, kondisi Long Covid dapat diminimalkan.
Melansir dari Times of India pada Kamis (21/4/2022), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa siapa pun yang terinfeksi dengan Covid-19 dapat mengembangkan kondisi pasca Covid-19.
Penelitian saat ini menunjukkan bahwa sekitar 10 hingga 20 persen pasien Covid-19 terus mengembangkan gejala berkepanjangan yang mungkin merupakan kondisi pasca Covid-19.
Oleh karena itu, tampaknya tidak ada hubungan antara tingkat keparahan awal infeksi Covid-19 dan kemungkinan berkembangnya kondisi pasca Covid-19.
Gejala dan Tanda Anda Menderita Long Covid
- Kelelahan
- Nafas pendek atau kesulitan bernapas
- Masalah ingatan, konsentrasi, atau tidur
- Batuk terus-menerus
- Sakit dada
- Kesulitan berbicara
- Sakit otot
- Kehilangan penciuman atau pengecapan
- Depresi atau kecemasan
- Demam
- Pusing
- Detak jantung cepat atau berdebar
Istilah Long Covid digunakan untuk menggambarkan adanya berbagai gejala yang bertahan selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah terinfeksi SARS-CoV-2, terlepas dari jenis virusnya.
Para peneliti sedang mempelajari pembekuan darah termasuk pembekuan mikro, sistem kekebalan yang terganggu, dan gangguan metabolisme untuk memahami alasan di balik terjadinya Long Covid.
Bila banyak penyintas Covid menyadarinya akan hilang dalam 2-3 bulan, ternyata banyak lainnya yang mengalami kondisi Long Covid untuk durasi lebih lama. Beberapa orang di antaranya melaporkan bahwa mereka telah mengalaminya selama dua tahun terakhir.