Bisnis.com, JAKARTA— Telah beredar sebuah video di sosial media tentang seorang laki-laki yang mengatakan bahwa kandungan vaksin Covid-10 Astrazeneca berisi ChAdOX2 dimana sebagai adenovirus mutan, jika disuntikan sebagai vaksin akan bereplikasi di dalam tubuh manusia serta akan menularkan kepada anak kecil sebagai penyakit hepatitis.
Faktanya, vaksin Covid-19 Astrazeneca mengandung vektor adenovirus yang berasal dari simpanse dimana sudah dilakukan modifikasi genetika sehingga tidak akan bereplikasi dan tidak bersifat berbahaya di dalam tubuh manusia
Berikut bukti-bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa Adenovirus yang digunakan sebagai vektor vaksin Astrazeneca itu tidak bisa berkembangbiak sehingga tidak berbahaya, tidak bisa menyebabkan penyakit dan tidak bisa menular ke orang lain atau anak-anak. Dilansir dari postingan kolaborasi RA Adaninggar,dr,SpPD dan Kevin Tandarto, MD melalui Instagram @drningz dan @kevintandarto1997.
Pengertian ChAdOX1-S/nCoV-19
Vaksin ChAdOX1-S/nCoV-19 [rekombinan] adalah vaksin vektor adenovirus non-replikasi untuk Covid-19. Vaksin ini mengekspresikan gen protein paku SARS-CoV-2 yang memginstruksikan sel inang untuk memproduksi protein S-antigen yang unik untuk SARS-CoV-2, sehingga tubuh dapat menghasilkan respons imun dan menyimpan informasi itu di sel imun memori.
Bukti Bahwa Vaksin Vektor Adenovirus Tidak Berbahaya
Dilansir dari website resmi Universitas Oxford, vaksin ChAd0x1 merupakan vektor adenovirus dari hewan simpanse. Virus tersebut sudah dilakukan modifikasi genetic sehingga tidak mungkin dapat bereplikasi di dalam tubuh manusia.
Vaksin ini bersifat aman dan bersifat berbeda subtype dengan adenovirus yang ditemukan pada wabah hepatitis misterius saat ini dimana yang saat ini ditemukan adalah subtipe 41.
Vaksin vektor adenovirus sudah dilakukan modifikasi genetik dengan menghapus gen virus E1 dan atau E3. Sehingga, jika ada yang mengatakan bahwa virus adenovirus mutan akan bereplikasi di dalam tubuh manusia yang diakibatkan oleh vaksin Covid-19 maka informasi tersebut termasuk hoaks.
Vaksin AZ Sebelumnya Pernah Dilakukan Studi pada Hewan
Penelitian studi pra-klinis sudah pernah dilakukan oleh Doremalen dkk. pada tahun 30 Juli tahun 2020 dan dipublikasikan di jurnal Nature pada hewan mencit dan monyet (rhesus macaques) dan sudah disetujui secara kaji etik penelitian. Sehingga, jika ada yang mengklaim bahwa vaksin AZ belum pernah diuji pada hewan maka itu merupakan hoaks belaka.
Jadi vaksin vektor adenovirus sudah dilakukan modifikasi genetik terlebih dahulu sehingga tidak dapat replikasi di dalam tubuh manusia. Pernyataan yang beredar di sosial media merupakan hal yang menyesatkan dan tidak sesuai dengan kaidah ilmiah.
Adenovirus yang sempat ditemukan pada pasien hepatitis misterius berbeda subtipe dengan adenovirus yang terkandung di dalam vaksin Covid-19 yang tidak terbukti menyebabkan wabah hepatitis misterius.