Bisnis.com, JAKARTA - Wastra nusantara merupakan salah satu bagian penting dalam budaya banyak suku yang sarat akan makna. Wastra sendiri artinya kain.
Indonesia yang dulu bernama Nusantara dengan letaknya yang srategis, dahulu menjadi melting pot bangsa-bangsa yang ada di sekitarnya. Para pendatang yang kebanyakan singgah untuk berdagang ini banyak memberi pengaruh budaya yang kemudian diadaptasi oleh budaya lokal.
Akulturasi ragam wastra dari para pendatang yang diadaptasi, dan dipadukan dengan budaya lokal, baik dengan organisasi, kelas sosial, atau religi. Banyak melahirkan hal baru, sehingga tiap wastra mempunyai ciri khas yang menjadi pembeda, seperti bahan yang dipakai, simbol, ukuran, warna serta filosofi di baliknya.
Sejatinya, wastra nusantara ada berbagai macam jenis kain tradisional lain yang masing-masing juga memiliki banyak ragamnya yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia seperti tenun, songket dan kain ikat.
Tenun adalah sebuah teknik yang menggunakan prinsip sederhana dalam pembuatan kain, dimana kain di buat dengan menggabungkan benang-benang secara melintang dan memanjang. Bahan kain tenun biasanya menggunakan kapas, sutra atau serat kayu.
Direktur Informasi, Komunikasi, Perekonomian dan Maritim Kementerian Kominfo, Septriana Tangkary mengatakan wastra merupakan salah satu produk unggulan dari kekayaan budaya tanah air.
Di Bali saja, katanya, UMKM wastra tenun menyumbang 60% nilai ekspor Bali.
Ketua Bidang Promosi dan Humas Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), Maria Anna Plate, mengatakan Dekranas terus mendorong kemajuan wastra Indonesia termasuk tenun, yang akan diusulkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia di UNESCO. Akselerasi wastra dan UMKM Nasional secara terus menerus, termasuk yang ada di Bali dilakukan dengan kurasi yang tepat untuk dapat menghasilkan wastra-wastra terbaik yang dapat ditampilkan di panggung internasional.
“Kami ingin menyampaikan bahwa dalam selembar kain terdapat filosofi kehidupan yang sarat makna, terdapat pesan dan cerita serta kandungan nilai kehidupan yang sarat hikmah”, ujar Maria.
Sementara itu, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo, Usman Kansong mengatakan bahwa sebagai ex-officio, sudah menjadi tugas dan fungsi Direktorat Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo untuk menyosialisasikan dan mempublikasikan gebrakan Dekranas dalam hal preservasi produk kerajinan budaya nasional termasuk kain wastra atau wastra tenun.
“Kami berharap kolaborasi ini dapat terus terjaga dan berlangsung dari bulan ini sampai nanti bulan Agustus 2022 ketika Kemkominfo menjadi Campaign Manager untuk Gernas BBI yang berpusat di provinsi Papua”, tuturnya.
Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Putri Koster menyampaikan komitmen Dekranasda Provinsi Bali untuk melindungi dan melestarikan warisan budaya berupa Kain Endek Bali yang diproduksi oleh penenun di Bali secara handmade menggunakan alat tenun bukan mesin dan cagcag. Oleh karenanya perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan dalam proses produksi dan hulu hingga hilir.
"Tetap bertahan dan tetap lestarikan. Walaupun terus melakukan inovasi produk, juga mempertahankan keaslian produk agar tetap ada," tegas Putri Koster.
Salah satu upaya Dekranasda Bali dalam membantu para pengrajin tersebut adalah dengan menyediakan ruang pameran salah satunya di Werdhi Budaya Art Centre. Area yang memiliki luas sekitar 5 hektar tersebut menjadi pusat pelestarian budaya serta ruang pamer untuk para pengrajin termasuk wastra di Bali yang sekaligus menjadi pusat kunjungan para wisatawan.
Pemilik Batik Trusmi sekaligus Anggota Bidang Promosi dan Humas Dekranas, Sally Giovanny mengatakan sebagai pengusaha tidak hanya strategi yang harus dibangun, tetapi juga bagaimana cara membangun product identity agar dikenal khalayak luas.
"Ciri khas suatu produk sangat penting. Kuncinya adalah authentic dan harus konsisten,” ungkap Sally.
“Makna dan cerita di balik kain tidak kalah penting untuk menampilkan visual yang menarik dengan menggunakan model,” demikian Angger Alfi Zakki, SME Sales Channel Blibli.com menambahkan.