Bisnis.com, JAKARTA—Pandangan mengenai nutrisi makanan dan minuman seringkali didapat dari perbincangan yang beredar di masyarakat.
Banyak mitos mengenai berbagai nutrisi yang terus turun menurun dari generasi ke generasi.
Inilah beberapa mitos mengenai nutrisi yang harus Anda ketahui kebenarannya, dilansir dari T Nation:
1. Minum Susu Utuh Tidak Baik
Ada mitos bahwa minum susu dapat membuat kepala membengkak karena hormon pertumbuhan. Hormon pertumbuhan adalah protein besar yang terdiri dari 191 asam amino. Dan apa yang terjadi ketika Anda menelan protein? Mereka dipecah menjadi peptida yang lebih kecil atau asam amino individu. Maka mitos itu tidak benar dan jika Anda menyukai minum susu, maka minumlah.
2. Jangan Makan Lebih dari 30 Gram Protein Sekaligus
Tidak diketahui darimana mitos ini berasal, namun beberapa pelatih memperingatkan agar tidak makan lebih dari 30 gram protein karena khawatir akan ada masalah di dinding usus. Kenyataannya, Anda bahkan bisa mengonsumsi protein hingga 90 gram sekaligus dan itu tidak akan berpengaruh banyak pada sintesis protein otot.
3. Diet Keto Sehat untuk Atlet Angkat Besi
Diet keto memungkinkan orang makan semua lemak yang mereka inginkan yang membuat mereka menyusut dari hari ke hari. Padahal diet keto memiliki beberapa kelemahan dan bukan diet terbaik untuk atlet angkat besi. Ada beberapa bukti bahwa diet keto bekerja dengan baik untuk atlet lari, tetapi jika Anda seorang atlet angkat besi yang mengandalkan kekuatan pendek, maka hindari saja.
4. Harus Selalu Mengkonsumsi Multivitamin
Multivitamin sering dianggap baik padahal termasuk kepada obat yang dapat mencelakakan nutrisi jika caranya tidak sesuai. Vitamin A, D, E, dan K larut dalam lemak sehingga paling baik dikonsumsi bersama makanan. Zat besi tidak boleh dikonsumsi dengan kopi atau teh karena tanin mengganggu penyerapan. Nutrisi dari multivitamin perlu bekerja dengan mikronutrien dan fitokimia lain agar bisa bekerja.
5. Steak Membuat Anda Lebih Kuat
Daging merah mengandung dosis besar zat besi heme yang biasanya diserap pada tingkat 7 hingga 35%, dibandingkan dengan tumbuhan. Tanpa suplai zat besi yang cukup, sel darah tidak dapat membuat hemoglobin yang cukup untuk membawa suplai oksigen yang cukup ke sel. Steak memang mengandung zat besi dan B-12 dalam jumlah yang relatif besar, tetapi tidak cukup untuk membuat kuat.
6. Kuning Telur Sangat Buruk untuk Anda
Telur mengandung begitu banyak kolesterol yaitu rata-rata 187 mg, maka selalu diasumsikan bahwa telur memberikan banyak kolesterol itu ke darah Anda. Padahal kolesterol dalam telur tidak diserap dengan baik oleh tubuh manusia. Beberapa fosfolipid yang ditemukan dalam kuning telur (phosphatidylcholine dan sphingomyelin) mempengaruhi metabolisme lipid usus dan menurunkan penyerapan.
7. Semua Bubuk Protein Sama
Banyak konsumen protein menyadari bahwa semua bubuk protein hampir sama. Protein yang berasal dari tumbuhan merupakan sektor tercepat dalam bisnis protein. Apa pun yang terkait dengan tanaman dianggap lebih sehat. Padahal protein nabati ini tidak benar-benar dari tanaman, tetapi asam amino yang tersisa saat air, serat, klorofil, polifenol, vitamin, dan mineral diekstraksi.
8. Roti Tidak Sehat
Ada mitos bahwa roti yang dibuat dengan gandum modern penuh dengan gliadin, protein yang dianggap adiktif. Padahal usus manusia bahkan tidak menyerap fraksi protein opioid dari gliadin. Jika Anda kecanduan roti, maka itu karena rasanya sangat enak dan tidak berpengaruh buruk.
9. Jangan Makan Sebelum Tidur
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa makan malam membuat Anda tersedak. Padahal memiliki bolus protein sebelum tidur mampu meningkatkan sintesis protein otot (MPS) tanpa menyebabkan peningkatan lemak.
10. Pemanis Buatan Menambah Berat Badan
Beberapa tahun lalu, ada mitos bahwa pemanis buatan dari soda diet membuat orang gemuk. Padahal, pengurangan kalori yang Anda dapatkan dari minuman diet dibandingkan dengan minuman manis lebih penting karena membuat Anda menelan lebih banyak kalori.
Sumber:
https://www.t-nation.com/lean-built-eating/nutrition-myths-diet-fat-loss-healthy/
Penulis: Intan Riskina Ichsan/Magang