Bisnis.com, JAKARTA - Mahasiswa baru Universitas Gadjah Mada (UGM), Raja Muhammad Hayuri Islami, asal Pekanbaru, Provinsi Riau dinobatkan sebagai mahasiswa termuda UGM pada tahun ini.
Dia berhasil masuk menjadi mahasiswa UGM pada usia 15 tahun 11 bulan 11 hari. “Saya bangga dan senang bisa masuk UGM,” kata anak pertama dari dua bersaudara ini.
Raja, demikian dia akrab disapa, menyebutkan bahwa usia muda kuliah di UGM menurutnya karena ia didaftarkan masuk bangku sekolah dasar pada usia 5 tahun. Meski terbilang paling muda sendiri, namun ia mengaku teman-temannya sebayanya banyak tidak tahu bahwa ia paling muda di kelasnya.
Apalagi fisiknya hampir sama dengan teman sekelasnya. “Sejak SD tidak terlalu terganggu, tidak ada yang peduli dengan usia saya yang muda tidak ada yang terlalu memperhatikan,” katanya dikutip dari laman resmi UGM.
Meski terbilang usia muda, namun Raja selalu berprestasi. Ia menyampaikan bahwa selama di bangku sekolah dasar ia selalu berada di rangking tiga besar. “Dari SD saya selalu berada di tiga besar,” katanya.
Hanya saja di bangku Sekolah Menengah Pertama, kata Raja, ia tidak masuk rangking. “Di SMP mungkin lagi masa pubertas, biasa saja tidak rangking,” katanya.
Lalu di bangku menengah atas, Raja ikut mendaftar program akselerasi pada semester dua dan ia diterima program akselerasi di kelas IPS. Di kelas IPS hanya ada tujuh orang anak yang lolos program akselerasi. Lewat kelas akselerasi ini pula Raja bisa menyelesaikan bangku MAN Negeri 2 Pekanbaru dalam waktu dua tahun. ‘Karena program akselerasi, kita diharuskan untuk belajar dan memahami lebih cepat dari siswa yang lain. Saya di program itu tidak ikut ekstrakurikuler atau organisasi, “ katanya.
Selama di program akselerasi, ia tidak memikirkan soal rangking, namun untuk pelajaran seperti sosiologi, ekonomi, sejarah dan geografi ia mendapat nilai akademik yang cukup baik. “Untuk mata pelajaran paling tinggi nilai sosiologi,” ujarnya.
Soal ketertarikannya dengan filsafat, Raja mengaku bahwa ia sudah tertarik dengan filsafat saat berada di kelas sepuluh SMA lewat buku dan internet. “Saya mengenal filsafat itu ketika saya di kelas sepuluh. Saya sejak kecil sering menggunakan logika filsafat berarti selama ini saya menerapkan nilai-nilai filsafat,” kata Raja yang bercita-cita setelah lulus akan meneruskan kuliah S2 di jurusan yang sama.