Bisnis.com, JAKARTA - Hadirnya media sosial dalam kehidupan sehari-hari selain bisa menjadi sarana komunikasi dan informasi, tetapi juga bisa dijadikan sebagai hiburan. Namun, kebiasaan ini juga bisa berdampak buruk pada kesehatan psikologis maupun mental.
Ada satu istilah yang dikaitkan dengan puasa dari hiburan seperti media sosial, puasa dari gila ataupun hal-hal yang bersifat menyenangkan. Istilah ini disebut dengan detoksifikasi dopamin.
Apa sebenarnya dopamin itu?
Dilansir dari timesofIndia, dopamin merupakan neurotransmitter yang diproduksi pada otak, yang bertindak sebagai pembawa pesan kimia ketika merasakan kesenangan. Namun, jika dibiarkan terus menumpuk, akan menyebabkan otak terus fokus pada hal-hal yang menyenangkan.
Ini bisa berdampak pada kehidupan sehari-hari, seperti sulitnya menyelesaikan tugas normal. Dibutuhkan cara untuk mengatur Dopamin dalam tubuh, yaitu detoks dopamin.
Detoks dopamin diartikan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan RI, sebagai cara mereset sistem otak agar otak tidak bergantung dengan rangsangan tertentu yang dapat membuat candu, seperti menerima notifikasi WhatsApp.
Tujuan detoks dopamin
Hal ini dilakukan agar bisa mengurangi kecanduan sebagai sesuatu yang buruk, menjadi kegiatan yang lebih produktif, seperti berolahraga, membaca buku, ataupun meditasi. Aktivitas-aktivitas ini bisa menghasilkan Dopamin yang jauh lebih sehat dibandingkan kesenangan yang didapat dari bermain sosial media, mengonsumsi makanan dengan kadar gula tinggi, ataupun berbelanja.
Dopamin tidak dapat dihilangkan, tapi bisa dikelola. Pada laman Direktorat Jenderal Kekayaan Negara juga disebutkan bahwa sebenarnya dopamin dalam tubuh tidak dapat dihilangkan. Tetapi kadarnya bisa dikelola.
Cara mengelola dopamin atau melakukan detoks dopamin adalah dengan mengurangi atau berpuasa dari media sosial, membantai konsumsi makanan yang mengandung gula tinggi ataupun berbelanja seperlunya, karena ini bisa menghasilkan kadar dopamin yang tinggi.
Dampak apa yang dapat ditimbulkan dari kadar dopamin yang tinggi?. Ketika seseorang memiliki kadar dopamin yang tinggi, dia bisa kehilangan fokus terhadap pekerjaan yang dianggap kurang menyenangkan, dan cenderung fokus pada hal-hal yang menyenangkan seperti berselancar di media sosial. Selain itu, orang dia juga cenderung malas dengan kegiatan yang menghasilkan dopamin rendah.