Bisnis.com, JAKARTA - Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Zullies Ikawati mengungkapkan bahwa kandungan etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG), bisa ditemukan di makanan.
Menurutnya, EG dan DEG tidak hanya dapat ditemukan pada jenis obat-obatan sirop saja.
Beberapa bahan baku yang berpotensi mengandung cemaran EG dan DEG antara lain adalah sorbitol, polietilen glikol, propilen glikol, serta gliserol.
"EG dan DEG memang masih bisa terdapat sebagai cemaran dari bahan baku, tidak hanya dari obat tetapi juga makanan," ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip Minggu (12/2/2023).
Menurut Zullies, kemungkinan-kemungkinan tersebut seharusnya turut menjadi fokus utama pemerintah dalam pengusutan kasus gagal ginjal. Dia menilai, pemerintah perlu melakukan pemeriksaan khusus terhadap seluruh bahan baku yang berpotensi menjadi sumber cemaran kedua senyawa berbahaya tersebut.
Selain itu, dia merekomendasikan agar senyawa EG dan DEG yang biasa digunakan sebagai bahan pelarut ini dapat diberi warna yang berbeda dari beberapa bahan baku yang telah dipastikan aman.
Zullies mengatakan, selain disebabkan oleh faktor eksternal seperti cemaran EG dan DEG, kemunculan penyakit gagal ginjal akut juga dapat dipengaruhi oleh faktor internal seperti riwayat kesehatan pasien, sifat sensitivitas pasien/alergi, infeksi, hingga status nutrisi pasien.
Banyaknya faktor penyebab dari penyakit gagal ginjal akut ini membuat Zullies meminta agar pemerintah dapat memperjelas diagnosis melalui beberapa pemeriksaan tambahan.
Pertama, melakukan pemeriksaan kadar EG dan DEG dalam darah pasien. Jika kadar kedua senyawa berbahaya itu berada di atas 25 mg/dL atau 250 mcg/mL, maka dapat diketahui bahwa pasien mengalami keracunan akibat EG dan DEG.
Kedua, perlu dilakukannya pemeriksaan atau tes fungsi ginjal pasien (BUN, kreatinin, urea), serta urinalisis atau pemeriksaan yang dilakukan melalui analisis sampel urine di laboratorium berupa kristal oksalat.
"Dalam kasus terakhir, ada informasi yang menyebutkan bahwa pada pasien dijumpai positif DEG dalam darahnya. Perlu dipastikan lagi keberadaan DEG ini pada kadar berapa dalam darah dan apakah telah mencapai kadar toksiknya," terangnya.
Sebelumnya, Kemenkes melaporkan dua kasus baru gagal ginjal akut yang ditemukan di DKI Jakarta. Awalnya, temuan tersebut diidentifikasi sebagai satu kasus konfirmasi dan satu kasus suspek.
Kendati demikian, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan bahwa kasus suspek tersebut telah dinyatakan negatif gagal ginjal akut.
Sedangkan pasien yang terkonfirmasi mengidap penyakit gagal ginjal akut dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (1/2/2023) usai menjalani perawatan intensif serta terapi obat Fomepizole di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat.