Bisnis.com, JAKARTA - Lewis Capaldi membocorkan soal rencananya untuk berhenti bermusik jika kondisi tourette syndrome-nya semakin memburuk pada akhir pekan lalu, (1/4/2023).
Tourette syndrome Lewis Capaldi bermula saat dirinya melakukan konser pada 2022. Kala itu dirinya sedang sedang bernyanyi lagu "Someone You Loved” dan disaat yang bersamaan tourettenya kambuh, sehingga beberapa bagian wajahnya bergerak-gerak tidak terkontrol.
Melansir dari Billboard, Lewis Capaldi menceritakan kalau kondisinya dapat terjadi kapan saja, bahkan ketika ia sedang senang atau sedih. Dia juga mengakui kondisinya terkadang bisa membuatnya merasa tidak nyaman atau sakit.
Melihat sindromnya yang bertambah parah ketika dia sedang tampil, Lewis mengatakan ada kemungkinan besar” suatu hari dia harus meninggalkan dunia musik kalau penyakitnya bertambah parah.
Lantas, apa sebenarnya tourette syndrome yang dialami penyanyi ini hingga membuat dirinya terpaksa menghentikan karier musiknya? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya
Tourette syndrome yang dialami oleh Lewis Capaldi adalah gangguan saraf yang ditandai dengan gerakan bahkan suara yang tidak terkontrol yang disebut tics.
Tic yang dialami penderita sindrom tourette dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Motor tics
Contoh motor tics diantaranya mengedipkan mata, menggerakkan mulut, mengangkat baju, meniru gerakan objek, melompat, melangkah, dan mencium suatu benda berulang kali.
2. Vocal tics
Sementara itu, vocal tics berkaitan dengan suara berulang yang dapat berupa simple tics atau complex tics. Contoh vocal tics adalah batuk, berdeham, mengulang perkataan sendiri, mengulang perkataan orang lain, dan mengucapkan kata-kata kasar.
Gejala Sindrom Tourette
Gejala utama dari TS adalah tics. Gejala biasanya dimulai saat anak berusia 5 hingga 10 tahun. Gejala pertama yang sering terjadi adalah tics motorik yang terjadi di area kepala dan leher.
Tics biasanya lebih buruk pada saat-saat yang membuat stres atau menggairahkan. Mereka cenderung membaik ketika seseorang tenang atau fokus pada suatu aktivitas.
Jenis tics dan seberapa sering seseorang mengalami tics banyak berubah dari waktu ke waktu. Meski gejalanya bisa muncul, hilang, dan muncul kembali, kondisi ini dianggap kronis.
Dalam kebanyakan kasus, tics berkurang selama masa remaja dan awal masa dewasa, dan terkadang hilang sama sekali.
Namun, banyak orang dengan TS mengalami tics hingga dewasa dan, dalam beberapa kasus, tics bisa menjadi lebih buruk saat dewasa, seperti yang dialami Lewis Capaldi.
Faktor Risiko dan Penyebabnya
Sejauh ini, dokter dan ilmuwan tidak mengetahui penyebab pasti dari TS. Namun, beberapa penelitian menunjukkan gangguan ini mungkin terkait dengan faktor genetik dan lingkungan.
Studi genetik telah menunjukkan bahwa TS diwariskan sebagai gen dominan, dengan sekitar 50 persen kemungkinan orang tua meneruskan gen tersebut kepada anak-anak mereka. Anak laki-laki dengan gen tiga sampai empat kali lebih mungkin dibandingkan anak perempuan untuk menunjukkan gejala TS.
Beberapa ahli meyakini bahwa Tourette syndrome dapat disebabkan oleh gangguan dalam sistem saraf yang mengatur gerakan dan impuls.
Selain itu, faktor lingkungan seperti infeksi, stres, atau paparan zat kimia tertentu juga dapat mempengaruhi kemunculan Tourette syndrome. Tics bisa menjadi lebuh buruk, ketika seseorang merasakan suasana yang tertekan, cemas, dan lelah.
Orang dengan sindrom Tourette dapat memiliki masalah suasana hati dan perilaku, seperti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), OCD bahkan, depresi atau kecemasan