Ilustrasi penderita prostat/Istimewa
Health

Awas Kanker Prostat! Pengobatannya Bisa Turunkan Gairah Seksual

Mutiara Nabila
Kamis, 27 Juli 2023 - 21:16
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Mengidap penyakit kanker menjadi kekhawatiran banyak orang. Apalagi saat ini gaya hidup masyarakat cenderung tidak sehat. 

Salah satu kanker yang banyak diidap adalah kanker prostat, terutama pada laki-laki. 

Kanker prostat adalah suatu kondisi dimana sel-sel prostat yang abnormal tumbuh secara tidak terkendali pada kelenjar prostat, yaitu kelenjar yang berfungsi memproduksi sperma yang terletak di bawah kandung kemih. 

Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer dari World Health Organization, kanker prostat merupakan kanker tersering kedua pada pria.

Di Indonesia, kanker prostat merupakan kanker terbanyak kelima pada pria dengan 13.563 kasus yang dilaporkan pada tahun 2020. 

Bagi penderitanya, pada masa pengobatan akan ada hal-hal yang terpengaruh dalam kualitas hidupnya. Salah satunya gairah seksual. 

Dr Wong Siew Wei, Konsultan Senior dan Ahli Onkologi Medis di Parkway Cancer Centre (PCC) Singapura mengatakan, pengobatan kanker prostat dapat memengaruhi fungsi seksual pria, antara lain penurunan libido (gairah seks), disfungsi ereksi, kesulitan mencapai orgasme, dan masalah ejakulasi.

“Disfungsi seksual seringkali merupakan efek samping pengobatan kanker prostat, namun jarang dilaporkan. Padahal kanker ini merupakan yang paling umum kelima terjadi pada pria Indonesia,” jelas Dr Wong.

Kanker prostat lokal biasanya diobati dengan pembedahan atau radioterapi. Namun, pembedahan dan radioterapi membawa beberapa risiko. 

Pertama, pengobatan dengan operasi dan radioterapi akan merusak kumpulan kecil saraf yang mengontrol ereksi yang berjalan di kedua sisi prostat. Hal Ini dapat mempengaruhi fungsi ereksi untuk beberapa pria setelah perawatan.

Namun, peluang mempertahankan fungsi ereksi setelah perawatan dipengaruhi di antaranya oleh usia dan fungsi seksual sebelum perawatan. 

"Pasien dengan tumor yang sangat besar memiliki peluang lebih kecil untuk mempertahankan saraf ereksi. Sedangkan pasien yang lebih muda memiliki peluang lebih tinggi untuk mencapai ereksi setelah operasi, tetapi bisa memakan waktu beberapa bulan hingga dua tahun setelah operasi untuk bisa ereksi spontan kembali," ungkap Dr. Wong.  

Selain itu, ketika penderita kanker prostat mendapatkan pengobatan androgen deprivation therapy (ADT) untuk penyesuaian hormon dalam jangka panjang juga akan mengakibatkan penurunan kadar testosteron, yang dapat menyebabkan penurunan hasrat seksual dan disfungsi ereksi.

Selain itu, pengobatan kanker prostat dengan cara operasi dan radioterapi biasanya menyebabkan kemandulan, karena akan tindakan tersebut tidak hanya mengangkat prostat, tapi juga vesikula seminalis yang menghasilkan sperma dan jalur untuk transportasi sperma. 

TIndakan operasi juga memotong vas deferens atau saluran sperma yang merupakan jalur antara testis tempat diproduksinya sperma, dan uretra tempat keluarnya sperma dari tubuh. 

Karena kanker prostat umumnya menyerang pria berusia 60 tahun ke atas, banyak pasien pada usia ini tidak begitu peduli dengan kesuburan setelah pengobatan.

"Namun, dalam skenario yang tidak biasa, jika seorang pasien ingin memiliki anak setelah menerima diagnosis kanker prostat, bank sperma bisa menjaadi pilihan sebagai cara mempertahankan kesuburan sebelum menjalani pengobatan," kata Dr. Wong. 

Adapun, setelah pengobatan selesai pada umumnya, kadar testosteron dan libido akan kembali meningkat, pada kebanyakan pria setelah pengobatan ADT dihentikan.

Penulis : Mutiara Nabila
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro