Bisnis.com, JAKARTA – Polusi udara bisa menyebabkan beberapa penyakit seperti asma, infeksi paru-paru bahkan dapat meningkatkan risiko stroke yang berpotensi pada kematian.
Dilansir Medical Daily (3/10/2023) sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Neurology , menemukan bahwa orang yang terpapar berbagai jenis polutan udara, gas dan partikulat dengan konsentrasi lebih tinggi memiliki risiko lebih tinggi menderita stroke iskemik.
Para peneliti menemukan bahwa konsentrasi nitrogen dioksida yang lebih tinggi menunjukkan peningkatan risiko stroke sebesar 28%, kadar ozon yang tinggi menunjukkan peningkatan sebesar 5% sementara karbon monoksida meningkatkan risiko sebesar 26% dan sulfur dioksida sebesar 15%.
Selain itu, peningkatan konsentrasi PM1 yakni partikel dengan diameter kurang dari 1 mikron atau μm dikaitkan dengan risiko stroke sebesar 9% lebih tinggi, sedangkan PM2.5 yakni partikel halus dari sumber seperti knalpot kendaraan dan emisi industri menunjukkan peningkatan sebesar 15% dan PM10 yang mencakup partikel yang lebih besar seperti debu jalan dan puing-puing konstruksi menunjukkan peningkatan risiko stroke sebesar 14%.
WHO menegaskan paparan PM2.5 tahunan tidak boleh melebihi 5µg/m3. Paparan PM2.5 dapat menyebabkan stres oksidatif sistemik, peradangan, aterosklerosis dan meningkatkan risiko stroke. Orang mengalami resiko PM 2.5 yang lebih rentan adalah orang dengan kondisi kardiovaskular yang mendasari misalnya penyakit jantung iskemik, gagal jantung atau yang sebelumnya pernah mengalami kejadian kardiovaskular misalnya infark miokard, stroke, penderita diabetes dan orang yang mengalami obesitas.
Mengatasi hal tersebut, para penulis studi menyarankan peningkatan upaya global untuk menciptakan kebijakan yang mengurangi polusi udara agar membantu mengurangi jumlah stroke dan konsekuensinya. (Maria Elfika Simplisia)
Baca Juga Migrain, Stroke, dan Serangan Jantung |
---|