Bisnis.com, JAKARTA - Baru-baru ini, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS (Public Library of Science) Medicine, sakit kepala parah yang terjadi pada satu sisi wajah atau dikenal migrain telah dikaitkan dengan stroke iskemik, yang seringkali menyerang tanpa tanda-tanda peringatan.
Migrain adalah salah satu jenis sakit kepala parah yang terjadi berulang kali. Ini bisa disebabkan oleh stres, makanan, perubahan hormon, dan banyak lagi.
Ini adalah kondisi neurologis yang memicu sakit kepala berdenyut yang terkadang disertai mual, muntah, kepekaan terhadap cahaya, dan berbagai gejala lainnya tergantung orang ke orang.
Mayoritas orang juga mengalami sensasi visual atau tubuh aneh yang dikenal sebagai "aura", yang biasanya terjadi sebelum episode migrain, meski tidak semua orang mengalaminya.
Dilansir dari Times of India, migrain cluster adalah jenis yang lebih jarang terjadi. Ini memberikan rasa sakit yang sangat kuat di dekat satu mata dan datang secara berkelompok. Ini mungkin membuat mata Anda merah dan berkaca-kaca.
Masa-masa menyakitkan ini bisa berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan, lalu hilang untuk sementara waktu. Dokter tidak yakin mengapa migrain cluster terjadi, namun mereka menduga bagian otak yang disebut hipotalamus mungkin terlibat.
Dari waktu ke waktu migrain dikaitkan dengan penurunan kualitas hidup seseorang. Meskipun tidak terjadi pada semua orang, hal ini dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung atau stroke, karena keduanya memiliki kaitan dengan suplai darah ke dalam tubuh.
Menurut penelitian terbaru, orang yang menderita migrain cluster memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk mengalami serangan jantung atau gangguan irama jantung.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Aarhus University di Denmark, kedua orang yang menderita sakit kepala migrain berisiko lebih tinggi terkena stroke iskemik.
Penelitian tersebut, yang mengikuti pola yang terlihat pada stroke, menemukan hubungan kuat antara sakit kepala yang disertai aura dan kemungkinan serangan jantung.
Faktor-faktor tertentu seperti kelebihan berat badan, tekanan darah tinggi, merokok, tidak berolahraga, dan terlalu banyak kolesterol jahat dapat menyebabkan masalah jantung dan migrain.
Berdasarkan penelitian, penderita migrain memiliki peluang lebih tinggi terkena masalah jantung seperti serangan jantung, stroke, dan detak jantung tidak teratur.
Di sisi lain, mereka yang memiliki masalah jantung lebih mungkin terkena migrain. Hubungan menarik ini mendorong para ilmuwan untuk mengeksplorasi bagaimana kedua penyakit ini dan hubungannya.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan oleh stroke Association, migrain dengan aura menggandakan kemungkinan terjadinya stroke iskemik seumur hidup Anda dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami migrain.
Namun, risiko absolut yang terkait dengan migrain masih rendah; faktor lain seperti merokok dan tekanan darah tinggi menimbulkan risiko stroke yang lebih tinggi.
Jika Anda menderita migrain, dokter dapat memandu Anda dalam mengurangi risiko stroke yang berhubungan dengan masalah kesehatan lain yang mungkin Anda alami—seperti tekanan darah tinggi, diabetes, fibrilasi atrium, atau kolesterol tinggi. Mereka juga dapat membuat Anda menerapkan perubahan gaya hidup termasuk berhenti merokok, mengatur berat badan, makan sehat, dan olahraga teratur.
Studi ini juga menunjukkan bahwa wanita penderita migrain mungkin menghadapi risiko serangan jantung dan stroke hemoragik yang sedikit lebih tinggi dibandingkan pria penderita migrain dan masyarakat umum. Kedua jenis kelamin yang menderita migrain memiliki peningkatan risiko stroke iskemik yang serupa.
Hal ini menunjukkan bahwa wanita, terutama penderita migrain, harus lebih berhati-hati terhadap kesehatan jantung. Namun, faktor risiko setiap individu berbeda-beda, dan berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan nasihat sangatlah penting untuk memahami dan mengelola potensi risiko ini secara efektif.