Bisnis.com, JAKARTA -- Di lingkungan yang sedang banyak polusi dan panas yang menyengat membuat tubuh menjadi rentan sakit, seperti batuk dan flu.
Namun, bagi ibu hamil tentunya harus lebih berhati-hati untuk memilih obat agar tidak berdampak pada kesehatan kehamilan dan perkembangan janin.
Mengutip Food and Drug Admnistration (FDA) AS, beberapa kandungan dalam obat flu sudah diteliti dan umumnya dianggap aman untuk ibu hamil. Namun, ada pula kandungan yang belum diteliti atau dikaitkan dengan komplikasi kehamilan dan sebaiknya dihindari.
Obat flu yang boleh dikonsumsi selama kehamilan
Obat-obatan berikut telah diteliti atau digunakan relatif sering pada wanita hamil dan umumnya dianggap aman untuk digunakan saat hamil:
1. Asetaminofin untuk meredakan nyeri dan menurunkan demam. Untuk obat ini sebaiknya dikonsumsi sesuai dosis dan diminum hanya ketika membutuhkan.
2. Antihistamin untuk meredakan hidung tersumbat. Antihistamin yang dianggap aman untuk ibu hamil antara lain Klorfeniramin, Loratadin, Setirizin, Deksklorfeniramin, Doksilamina, dan Diphenhydramine. Namun, obat-obat umum ini dapat menyebabkan kontraksi rahim, sehingga pada ibu hamil trimester ketiga sebaiknya digunakan hanya di bawah arahan dokter.
3. Dekstrometorfan untuk meredakan batuk. Kandungan ini sering ditemukan dalam obat flu yang dijual bebas.
4.Obat batuk dengan benzokain atau mentol biasanya juga disetujui untuk digunakan selama kehamilan. Kandungan benzokain tidak masuk ke aliran darah, sehingga kecil kemungkinan menimbulkan risiko pada bayi yang sedang berkembang.
Selain itu, menthol tidak akan menimbulkan masalah selama kehamilan, asalkan digunakan sesuai anjuran.
5. Semprotan hidung kortikosteroid dekongestan. Ini biasanya dianggap aman untuk digunakan dalam jangka waktu singkat. Selain itu, strip hidung dan semprotan hidung saline juga bisa menjadi pilihan paling aman untuk digunakan selama kehamilan, karena tidak mengandung obat apa pun.
6. Obat gosok dada dekongestan dengan minyak kamper (champor) umumnya dianggap aman jika digunakan pada kulit sesuai petunjuk, meskipun ini bukan dekongestan yang efektif. Namun, bahan-bahan yang terkandung dalam obat gosok dada bisa menimbulkan rasa nyaman dan bisa membuat bernapas menjadi lebih mudah.
Obat flu yang harus dihindari saat hamil:
Obat-obatan untuk flu berikut ini disarankan dihindari baik oleh dokter maupun bidan untuk ibu hamil, sehingga harus dihindari sama sekali, atau dihindari pada trimester tertentu.
Pasalnya, obat-obatan ini sering kali menimbulkan kekhawatiran dapat menyebabkan kemungkinan cacat lahir atau komplikasi kehamilan, yaitu:
1. Pseudoefedrin dan fenilefrin dekongestan umumnya tidak dianjurkan selama 13 minggu pertama kehamilan. Setelah trimester pertama, penggunaan obat-obatan ini sesekali, misalnya sekali atau dua kali sehari selama tidak lebih dari satu atau dua hari dianggap cukup aman.
Namun penggunaan yang lebih sering dapat menimbulkan masalah karena obat ini menyempitkan pembuluh darah. Hal ini dapat menurunkan aliran darah ke plasenta dan meningkatkan tekanan darah.
Oleh karena itu, pastikan untuk tetap berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan terlebih dahulu jika ingin mencoba salah satu jenis dekongestan tersebut, terutama jika sudah memiliki riwayat tekanan darah tinggi.
2. Guaifenesin ekspektoran untuk mengencerkan sekresi lendir atau dahak di saluran pernapasan, membuatnya lebih mudah untuk dibatukkan.
Meskipun sebuah penelitian menemukan peningkatan risiko hernia inguinalis pada bayi yang terpapar obat ini, sebagian besar penelitian tidak menunjukkan bahwa guaifenesin meningkatkan risiko cacat lahir.
Namun karena belum banyak penelitian mengenai obat tersebut, penyedia layanan kesehatan menyarankan untuk menghindarinya pada trimester pertama.
3. Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), termasuk aspirin, ibuprofen, naproxen, dan natrium salisilat, biasanya dianggap tidak aman digunakan untuk meredakan nyeri selama kehamilan, terutama pada trimester ketiga.
FDA AS memperingatkan agar tidak menggunakan NSAID setelah minggu ke-20, karena dapat menyebabkan masalah ginjal yang meskipun jarang, tapi cukup serius pada bayi yang belum lahir dan menurunkan kadar cairan ketuban ibu.
Selain itu, obat yang disebut herbal seperti echinacea, juga belum diteliti dan dijui dengan baik pada wanita hamil. Tak menutup kemungkinan obat herbal tersebut juga berbahaya. Oleh karena itu, hindari obat yang belumt eruji pada ibu hamil, dan konsultasikan dengan dokter.
Kemudian, satu hal yang perlu menjadi catatan penting bagi ibu hamil adalah bahwa beberapa obat flu cair mengandung alkohol dengan konsentrasi setinggi 4,75 persen. Maka, carilah produk yang berlabel bebas alkohol.
Memilih obat flu terbaik untuk kehamilan
Kebanyakan obat flu mengandung dua atau lebih obat untuk mengatasi beberapa gejala, sehingga kemungkinan besar obat tersebut mengandung obat yang tidak aman untuk dikonsumsi selama kehamilan.
Agar aman, baca labelnya dan pilih opsi dengan jumlah bahan aktif paling sedikit. Selama kehamilan, biasanya yang terbaik adalah membeli obat spesifik yang diperlukan secara individual daripada obat yang bisa mengobati beberapa gejala sekaligus.
Jangan lupa juga untuk selalu berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan sebelum minum obat apa pun saat hamil. Dengan demikian, ibu hamil bisa lebih yakin telah memilih pilihan yang paling aman dengan dosis yang dianjurkan, dan tidak mengganggu obat atau suplemen lain yang dikonsumsi.