9 Penyebab Demensia di Usia Muda dan Tua, Salah Satunya Kesepian/usdoj.gov
Health

9 Penyebab Demensia di Usia Muda dan Tua, Salah Satunya Kesepian

Mia Chitra Dinisari
Senin, 29 Januari 2024 - 09:12
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Demensia biasanya dialami oleh orang lanjut usia, namun ada juga usia muda yang mengalaminya.

Dilansir dari timesofindia, demensia adalah kondisi progresif dan ireversibel yang mempengaruhi fungsi kognitif dan memori. Penyakit ini mencakup berbagai kelainan, dengan penyakit Alzheimer sebagai bentuk paling umum.

Penderita demensia mengalami penurunan daya ingat, penalaran, dan keterampilan komunikasi, yang berdampak pada kehidupan sehari-hari.

Perubahan perilaku, kebingungan, dan kesulitan melakukan tugas yang biasa merupakan gejala khasnya.

Ketika kondisi ini semakin parah, individu mungkin kehilangan kemampuan untuk mengenali orang yang dicintai dan menavigasi lingkungan sekitar.

Berikut beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko demensia dini:

1. Usia

Usia merupakan faktor risiko yang signifikan untuk demensia. Meskipun penyakit ini dapat menyerang orang-orang dari berbagai usia, kemungkinan terkena demensia meningkat seiring bertambahnya usia. Risikonya meningkat dua kali lipat setiap lima tahun setelah usia 65 tahun.

Namun, demensia bukanlah bagian normal dari penuaan, dan faktor gaya hidup dapat mempengaruhi timbulnya demensia. Deteksi dan intervensi dini sangat penting dalam mengelola kondisi ini, terutama seiring dengan bertambahnya usia populasi global.

2. Genetika dan riwayat keluarga

Riwayat keluarga yang menderita demensia, terutama penyakit Alzheimer, dapat meningkatkan risikonya. Meskipun tidak semua kasus mempunyai komponen genetik, faktor genetik tertentu dapat meningkatkan kerentanan. Individu yang memiliki kerabat tingkat pertama, seperti orang tua atau saudara kandung, yang didiagnosis menderita demensia mungkin memiliki risiko lebih tinggi.

3. Kesehatan jantung

Kondisi yang mempengaruhi sistem kardiovaskular, seperti hipertensi, kolesterol tinggi, dan diabetes, dapat meningkatkan risiko demensia. Kondisi ini berkontribusi terhadap perubahan vaskular yang dapat membatasi aliran darah ke otak, sehingga berdampak pada fungsi kognitif.

4. Cedera kepala

Cedera otak traumatis, terutama yang menyebabkan hilangnya kesadaran, berhubungan dengan peningkatan risiko demensia. Risiko ini terutama terlihat jika cedera terjadi berulang kali atau parah. Melakukan tindakan pencegahan untuk mencegah cedera kepala, seperti memakai helm saat melakukan aktivitas tertentu, sangatlah penting.

5. Faktor gaya hidup

Pilihan gaya hidup yang tidak sehat dapat berkontribusi terhadap risiko demensia dini. Faktor-faktor tersebut antara lain gaya hidup yang kurang gerak, pola makan yang buruk, merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan stimulasi mental yang tidak memadai. Menerapkan gaya hidup sehat yang mencakup olahraga teratur, pola makan seimbang, dan keterlibatan kognitif dapat membantu mengurangi risiko ini.

6. ​Depresi dan gangguan kesehatan mental​

Depresi merupakan faktor risiko demensia yang diketahui, dengan hubungan dua arah antara kedua kondisi tersebut. Gejala depresi yang terus-menerus dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya demensia, dan demensia, pada gilirannya, dapat berkontribusi atau memperburuk depresi.

Mekanisme pasti yang menghubungkan keduanya rumit namun melibatkan jalur biologis bersama. Mengatasi dan mengobati depresi sangat penting untuk kesehatan mental dan berpotensi menurunkan risiko demensia. Pemeriksaan kesehatan mental secara teratur, intervensi dini, dan penerapan strategi untuk mengelola gejala depresi dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan otak secara keseluruhan.

7. Isolasi sosial

Isolasi sosial dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia. Interaksi sosial yang terbatas dan kesepian dapat menyebabkan penurunan kognitif, mempengaruhi memori dan kesehatan otak secara keseluruhan. Terlibat dalam kegiatan sosial, menjaga hubungan sosial yang kuat, dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat merupakan faktor protektif.

Kesepian dapat mempercepat perkembangan demensia pada individu yang terkena demensia, sehingga menekankan pentingnya mendorong keterlibatan sosial dan sistem dukungan. Memerangi isolasi sosial adalah aspek penting dalam meningkatkan kesejahteraan mental dan berpotensi mengurangi risiko berkembang atau memperburuk demensia.

8. Gangguan tidur

Tidur yang cukup sangat penting untuk kesehatan otak, dan gangguan pola tidur mungkin terkait dengan peningkatan risiko demensia. Kualitas tidur yang buruk, gangguan tidur seperti insomnia atau sleep apnea, dan siklus tidur yang tidak teratur dapat berkontribusi terhadap penurunan kognitif.

Selama tidur nyenyak, otak mengalami proses penting untuk konsolidasi memori dan perbaikan sel. Kurang tidur kronis dapat menghambat fungsi-fungsi ini, sehingga berpotensi mempercepat timbulnya demensia. Memprioritaskan kebersihan tidur yang baik, mengatasi gangguan tidur, dan menjaga jadwal tidur yang teratur merupakan komponen penting dari pendekatan komprehensif untuk mengurangi risiko demensia.

9. Paparan lingkungan dan pekerjaan

Paparan racun lingkungan tertentu atau bahaya pekerjaan dalam waktu lama dapat berkontribusi terhadap risiko demensia. Misalnya, paparan logam berat seperti timbal atau bahan kimia tertentu mungkin menimbulkan efek neurotoksik seiring berjalannya waktu.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro