Bisnis.com, BANDUNG – Badan amal demensia Alzheimer Skotlandia menyoroti salah satu gejala awal demensia yang kurang dikenal.
Ada banyak gejala demensia, mulai dari kehilangan ingatan, kemampuan berpikir, hingga kesulitan berbicara. Namun, ada gejala lain yang dapat menjadi tanda peringatan dini.
"Setiap orang dengan demensia berbeda. Bagaimana penyakit mereka mempengaruhi mereka tergantung pada area otak mana yang paling terganggu," kata seorang juru bicara mengutip laman Mirror.
“Ada banyak gejala demensia. Yang paling mudah dikenali orang adalah kehilangan ingatan, kecepatan berpikir, ketajaman mental, dan kesulitan berbicara, tetapi ada beberapa gejala lain yang dapat menjadi tanda peringatan dini,” tambahnya.
Mereka mengatakan bahwa gejala awal demensia bisa dilihat melalui pergerakan seseorang ketika mereka menaiki ataupun menuruni tangga.
Dalam banyak kasus, orang dengan demensia mengalami penurunan kemampuan untuk memperkirakan jarak, karena otak mungkin kesulitan memproses informasi tentang objek.
Artinya, orang dengan demensia mungkin akan kesulitan untuk berjalan naik dan turun tangga karena kesadaran visuospasialnya yang terganggu.
Mereka mungkin mengalami kesulitan mengangkat kaki mereka, dan mereka mungkin lebih rentan terpeleset atau jatuh.
Selain itu, berikut adalah beberapa gejala lain demensia yang kurang dikenali:
1. Pergerakan
Demensia dapat menyebabkan masalah ketika seseorang bergerak. Hal-hal seperti terpeleset, tersandung, dan jatuh mungkin menjadi lebih sering terjadi.
2. Kehilangan penglihatan
Beberapa demensia yang jarang terjadi seperti Atrofi Kortikal Posterior, dapat merusak bagian otak yang bertanggung jawab untuk memahami gambar yang kita lihat. Hal ini dapat menyebabkan kehilangan penglihatan, bahkan jika mata itu sendiri tampak sehat.
3. Halusinasi
Pada beberapa kasus demensia, seperti demensia Lewy Bodies, seseorang cenderung mengalami halusinasi atau delusi. Hal ini dapat berupa melihat warna, orang, atau benda yang sebenarnya tidak ada, atau bahkan halusinasi pendengaran seperti mendengar suara-suara yang tidak nyata. (Kresensia Kinanti)
