Bisnis.com, JAKARTA - Raja Charles III didiagnosis menderita kanker dan akan menghindari acara publik setelah disarankan oleh dokternya untuk meminimalkan kontak langsung. Demikian pengumuman dari Istana Buckingham Senin.
Pengumuman tersebut menandai perubahan besar dari masa lalu, ketika penyakit raja seringkali disembunyikan dari publik, menurut para pakar kerajaan.
Tidak ada rincian lebih lanjut yang dibagikan mengenai perawatan atau prognosisnya, kata juru bicara istana, namun raja kembali ke London pada hari Senin untuk memulai perawatan rawat jalan.
Baca Juga Raja Charles akan Jalani Operasi Prostat |
---|
"Selama prosedur yang dilakukan Raja di rumah sakit baru-baru ini untuk pembesaran prostat jinak, ada masalah terpisah yang menjadi perhatian," kata pihak istana dalam sebuah pernyataan melalui email dilansir dari NBC.
“Tes diagnostik selanjutnya telah mengidentifikasi suatu bentuk kanker.”
Pernyataan itu juga tidak merinci pada stadium apa dan jenis kanker apa itu yang ditemukan.
Secara terpisah, Istana Buckingham menyatakan Charles tidak menderita kanker prostat. Berita itu muncul seminggu setelah Kate dan Raja Charles keluar dari klinik swasta di London setelah prosedur medis. Raja menjalani “prosedur korektif” untuk pembesaran prostat, sementara Kate, 42, menjalani operasi perut yang tidak ditentukan pada 17 Januari.
“Yang Mulia hari ini memulai jadwal perawatan rutin, dan selama itu beliau telah disarankan oleh dokter untuk menunda tugas-tugas yang berhubungan dengan publik,” tambah pernyataan itu.
Menurut pernyataan tersebut, raja ingin menyampaikan diagnosisnya untuk menghindari spekulasi mengenai kondisinya, tetapi juga “dengan harapan dapat membantu pemahaman publik bagi semua orang di seluruh dunia yang terkena dampak kanker.”
Sebelum menjadi raja, Charles menjabat sebagai pelindung sejumlah badan amal terkait kanker, dan “dalam kapasitas ini, Yang Mulia sering berbicara secara terbuka untuk mendukung pasien kanker, orang-orang yang mereka cintai, dan para profesional kesehatan luar biasa yang membantu merawat mereka,” menurut Istana Buckingham.
Sarah Gristwood, penulis biografi dan sejarawan kerajaan, mengatakan “sangat mengejutkan” bahwa diagnosis tersebut diumumkan mengingat sejarah keluarga kerajaan yang mencoba “menjaga tanda-tanda kesalahan manusia biasa di balik pintu tertutup.”