Bisnis.com, JAKARTA -- Pada pemilihan umum (Pemilu) 2024, masyarakat termasuk memilih calon legislatif untuk DPR RI. Tahun ini, posisi caleg menjadi fenomena baru karena semakin banyak diisi oleh artis-artis ternama ibu kota.
Sebagai artis diakui memiliki keuntungan tersendiri, salah satunya karena lebih dikenal oleh masyarakat sehingga tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk mendapatkan suara dari rakyat.
Namun, hal itu nyatanya tak dialami semua artis. Artis yang namanya sudah begitu terkenal tak menjamin dia akan terpilih lolos dan maju mendapatkan kursi di DPR. Selain itu, tak menutup kemungkinan juga mereka harus tetap mengeluarkan banyak uang untuk kampanye.
Modal Para Artis untuk Nyaleg
Tahun ini, banyak nama-nama artis yang diduga bisa maju dan mendapatkan kursi di Senayan. Salah satunya Komeng, yang diperkirakan akan menang telak dalam pemilihan DPD Jawa Barat.
Sampai dengan Rabu, 21 Februari 2024, Komeng sudah mengumpulkan 1.903.787 suara, tertinggi di Jawa Barat. Padahal, dia tidak merogoh kocek dalam-dalam untuk melakukan kampanye.
Dia juga maju tanpa partai, artinya pencalonannya dilakukan dengan biaya sendiri tanpa dana bantuan dari partai.
Selain itu, Uya Kuya yang maju melalui Dapil DKI Jakarta II dan telah mengumpulkan 39.532 suara. Dia mengaku tidak perlu mengeluarkan uang yang begitu banyak untuk kampanye.
Menurutnya, karena namanya sudah dikenal dan disayang oleh masyarakat, membuat dia lebih mudah untuk mengumpulkan orang untuk kampanye tanpa harus dibayar.
"Menurut saya kalangan artis lebih dikenal jadi lebih mudah memberikan sosialisasi. Tapi meski begitu banyak juga yang gagal saat nyaleg. Tapi tidak bisa dipungkiri menjadi artis membuat biaya politik lebih rendah. Saya bayar paling keamanan yang di depan, kebersihan, beli minuman, nggak pakai bayar orang buat dateng," katanya dalam acara Adu Rayu Caleg Artis, dikutip Rabu (21/2/2024).
Namun di sisi lain, tak sedikit pula artis yang telah menggelontorkan banyak biaya meskipun kemenangannya tak terjamin. Komedian Opie Kumis misalnya, yang maju sebagai caleg DPRD DKI Jakarta dapil VI.
Sampai dengan Rabu, 21 Februari 2024, suara yang terkumpul untuknya hanya mencapai 1.542 suara. Mengutip berbagai sumber, dia mengaku harus menjual barang berharga dan meminjam uang untuk modal nyaleg, salah satunya dengan menjual burung murai seharga Rp 25 juta. Biaya tersebut dia keluarkan untuk uang makan par atim suksesnya.
Selain itu, Dede Sunandar yang maju menjadi calon legislatif dari Partai Perindo. Dia rela menjual mobilnya untuk biaya kampanye dan sayangnya hanya mendapat 10 suara.
Kemudian, Harabdu Tohar atau Bedu juga sempat diisukan jual rumah karena mengalami kesulitan ekonomi. Namun demikian dia menegaskan tidak menjual rumahnya seharga Rp5,5 miliar untuk nyaleg.
Bedu menyebutkan kisaran biaya yang dia keluarkan tidak sampai miliaran bahkan triliuna karena uangnya tidak ada.
"Jadi caleg modal saya adalah kemauan, waktu, ide, pikiran, gagasan. Tapi tetap blusukan butuh transportasi, belum lagi suka ada yang laporan, rakyat ada aja belum bayar sekolah ada yang sakit, pasti sifat kemanusiaan muncul dan akan keluar uang," ujarnya.
Kemudian, para caleg artis petahana yang sudah pernah nyaleg sebelumnya juga mengaku harus mengeluarkan uang hingga miliar rupiah untuk biaya kampanye. Arzeti Bilbina, Ratih Sanggarwati, dan musisi Doadibadai Hollo merogoh kocek hingga minimal Rp2 miliar.
Sebelumnya, mantan pemain sinetron Nurul Arifin juga menyebutkan bahwa menjadi caleg perlu biaya antara Rp250 juta sampai Rp1 miliar. Biaya tersebut dibutuhkan untuk belanja logistik kampanye, transportasi dan akomodasi.
Kemudian, Farhan dalam acara kontroversi juga menyebutkan bahwa biaya nyaleg bisa mencapai Rp750 juta sampai dengan Rp4 miliar, bahkan lebih.