Bisnis.com, JAKARTA -- Memperingati Hari Kartini pada 21 April 2024, dua perempuan membagikan kisahnya berkontribusi memastikan kesehatan sesama perempuan di pedalaman Papua.
Uniknya, sesuai dengan zaman, keduanya memanfaatkan teknologi dengan membuat konten di media sosial TikTok untuk bisa mengedukasi tentang kesehatan dan bisa menjangkau masyarakat termasuk di pedalaman di Papua.
Dua kreator perempuan, dr.Amira, SpOG dan Wike Afrilia Patungka, keduanya berupaya meningkatkan literasi kesehatan perempuan Indonesia melalui profesi, edukasi, dan advokasi mereka di bidang kesehatan.
dr.Amira adalah seorang dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi di Fakfak, Papua Barat yang aktif berbagi konten edukatif mengenai kesehatan reproduksi dan kehamilan di TikTok guna memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama perempuan, terkait dengan kesehatan seksual.
Dia mengisahkan pada 2013, saat dia pertama kali ditempatkan di Papua sebagai dokter umum, tepatnya di puskesmas dan rumah sakit di area pelosok Papua. Selama masa tugasnya, dia bertemu dengan banyak perempuan Papua yang mengalami kehamilan yang berisiko dan membutuhkan bantuan.
Kebanyakan dari perempuan ini pun antara berusia lanjut atau di bawah umur. Oleh karena itu, dia pun tergerak untuk mengambil spesialis kandungan dan kebidanan. dr. Amira pun kembali ke Papua untuk melayani para perempuan di Fakfak, Papua Barat.
Di luar kesehariannya sebagai seorang dokter di salah satu rumah sakit di Fakfak, dr. Amira dan tim sukarelawan juga rutin menjangkau para pasien memiliki keterbatasan akses ke fasilitas kesehatan.
Menurut dr. Amira, kurangnya pemerataan dokter spesialis kandungan dan tenaga medis di Papua Barat menjadi salah satu tantangan terbesar bagi para perempuan untuk mendapat kesejahteraan kesehatan.
Meski terdapat sekitar 5.000 dokter spesialis kandungan di Indonesia. Dari 42.000 perempuan di Fakfak, dr. Amira merupakan dokter spesialis kandungan satu-satunya yang ada di daerah tersebut.
dr. Amira menyampaikan bahwa platform digital seperti TikTok membantu tenaga kesehatan seperti dirinya untuk menyampaikan edukasi kesehatan untuk bagi para perempuan di Indonesia.
dr. Amira mengatakan bahwa dokter memiliki beberapa tugas, antara lain preventif dan promotif. TikTok memberikan kesempatan besar untuk menjadi wadah bagi tugas tersebut dimana dokter bisa mengamalkan ilmunya lewat TikTok.
"Di Fakfak ini, uniknya mereka para mama mama itu kalau dapat sinyal bukanya TikTok dan bukan yang lain, untuk mendapatkan informasi. Makanya saya maksimalkan konten di sana dan Alhamdulillah sampai ke mereka," jelasnya.
Senada, Wike Afrilia Patungka, merupakan seorang bidan asal Sulawesi bertugas di pedalaman Papua sejak 2017. Melalui unggahannya di TikTok, Wike membagikan kesehariannya sebagai bidan serta cerita kehidupan masyarakat Papua.
Wike memanfaatkan TikTok untuk meningkatkan kesadaran tentang keterbatasan fasilitas infrastruktur kesehatan, khususnya bagi para Ibu, yang tinggal di berbagai daerah di pelosok Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, peraih penghargaan "Changemakers of the Year" pada TikTok Awards Indonesia 2023 ini menyampaikan bahwa dampak yang dia rasakan saat menggunakan TikTok begitu besar.
"Selain saya lebih dikenal oleh masyarakat, melalui platform ini, saya berhasil membangkitkan kesadaran dan empati di antara pengguna TikTok lainnya terkait dengan edukasi kesehatan," ujarnya.
Lebih lanjut lagi, banyak pihak yang akhirnya memberikan bantuannya untuk menunjang infrastruktur kesehatan agar dapat lebih mudah diakses oleh masyarakat sekitarnya.
Melalui konten video pendek, kedua tenaga kesehatan yang juga giat berbagi sebagai kreator perempuan ini terus menunjukkan bagaimana perempuan bisa membawa dampak positif bagi sesama lewat aksi kolektif mereka di TikTok.