Bisnis.com, JAKARTA -- Masih dalam rangka Hari Anak Nasional, para orang tua harus mengetahui pentingnya kandungan dan asupan makanan yang dibutuhkan oleh anak untuk mendukung tumbuh kembangnya. Salah satu nutrisi yang terpenting untuk anak adalah DHA.
Mengutip WebMD, DHA atau docosahexaenoic acid adalah asam lemak omega-3 yang ditemukan dalam protein hewani seperti ikan berlemak air dingin, misalnya salmon. DHA juga dapat ditemukan dalam suplemen minyak ikan, bersama dengan asam eicosapentaenoic. Selain itu, sumber DHA vegetarian berasal dari rumput laut.
Asam lemak omega-3 baik untuk jantung, dan tubuh juga membutuhkan asupan DHA untuk kesehatan otak.
Berdasarkan data British Journal of Nutrition pada 2016, sebanyak 8 dari 10 anak di Indonesia kekurangan asupan DHA. Padahal, DHA menjadi hal yang penting buat tumbuh kembang anak, terutama untuk dukung fokus belajarnya.
Medical Officer Kalbe Consumer Health, Aditya Nugroho menjelaskan bahwa anak membutuhkan nutrisi untuk proses tumbuh kembang mereka, salah satunya adalah asam lemak tak jenuh atau lemak baik seperti DHA yang berfungsi untuk mendukung tumbuh kembang otak anak yang sangat pesat, yang tentu akan berkaitan dengan tingkat kecerdasan dan fokus belajar anak.
“Asam lemak omega-3 seperti DHA dan EPA adalah penyusun dari miliaran sel saraf atau neuron pada otak. Kekurangan asupan DHA dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan otak, dan dapat menyebabkan proses belajar anak menjadi tidak optimal,” ujar Adit, dalam Live Instagram @ptkalbefarmatbk, dikutip Rabu (24/7/2024).
Adapun, Adit menegaskan bahwa kekurangan nutrisi ini juga tak hanya bisa dialami oleh anak yang kurus, tapi juga yang gemuk jika mikronutrien dari makanan yang dikonsumsi tidak dipantau dengan baik.
Sumber Nutrisi DHA
Nutrisi yang dibutuhkan anak bisa didapatkan dari sumber hewani maupun nabati. Untuk adalah DHA, bisa didapatkan dari sumber hewani yaitu ikan berlemak, seperti tuna, salmon, sarden, makarel, ikan kembung dan sebagainya. Sementara itu, sumber nabati, bisa didapat dari kacang kedelai.
"Namun, menjadi masalah jika anak tidak suka, ada alergi, atau suka pilih-pilih makanan alias picky eater. Jika demikian, anak bisa mendapatkan nutrisi tambahan dari suplementasi makanan untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak,” papar Adit.
Adit menambahkan bahwa nutrisi dari luar makanan atau suplemen dapat diberikan mulai usia 6 bulan, atau ketika anak mengonsumsi MPASI (makanan pendamping ASI).
Namun, vitamin yang diberikan harus sesuai dengan petunjuk dokter dan selalu membaca dan mengikuti aturan pakai yang tertulis di kemasan.
Selain mengonsumsi vitamin, anak juga perlu menghindari makanan tertentu untuk menjaga fokus belajar dan tumbuh kembang mereka. Dalam hal ini, mengonsumsi makanan mengandung gula atau jajanan manis secara berlebihan berisiko menurunkan kecerdasan anak.
Selain itu, mengonsumsi makanan tinggi lemak jahat yaitu makanan berminyak dan berlemak, seperti gorengan, makanan olahan, atau fast food ternyata juga dapat menurunkan tingkat kecerdasan, daya fokus, dan daya ingat anak.
"Maka dari itu, para orang tua harus memperhatikan asupan nutrisi anak dengan baik,” tutup Adit.