Bisnis.com, JAKARTA - Tubuh manusia membutuhkan asupan kalori untuk sumber energi dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Di Bumi, kebutuhan kalori bergantung pada faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan laju metabolisme.
Bagi astronot yang berada di luar angkasa, membutuhkan lebih banyak kalori. Karena berada di lingkungan yang unik, sehingga menyebabkan peningkatan pengeluaran energi.
Hidup dalam gayaberat mikro memiliki serangkaian tantangan tersendiri, yang dihadapi para astronot setiap saat selama mereka tinggal.
Misalnya, hilangnya kepadatan tulang, kebutuhan lebih banyak kalori adalah beberapa perubahan yang dialami astronot selama berada di luar angkasa.
Di Bumi, aktivitas fisik dan gravitasi menentukan sebagian besar kebutuhan kalori kita. Sebaliknya, kondisi luar angkasa mengharuskan tubuh bekerja lebih keras meski dalam keadaan istirahat. Perbedaannya terlihat jelas ketika mempertimbangkan rutinitas latihan intens dan adaptasi fisiologis seorang astronot.
Eksplorasi luar angkasa adalah upaya yang luar biasa, namun memiliki tantangan fisiologis yang unik. Salah satu fakta yang kurang diketahui tentang kehidupan di luar angkasa adalah meningkatnya kebutuhan kalori bagi astronot.
Meskipun rata-rata orang dewasa di Bumi membutuhkan sekitar 2.000–2.500 kalori setiap hari, astronot umumnya membutuhkan 2.500 hingga 3.800 kalori setiap hari tergantung pada beban kerja mereka.
Astronot mengapung alih-alih berjalan dalam gayaberat mikro, dan kehidupan di luar angkasa mungkin tampak mudah karena hal ini. Namun, tubuh mereka bekerja lebih keras untuk mempertahankan fungsi dasarnya.
Dampak gayaberat mikro mengganggu fungsi otot, kepadatan tulang, dan sistem kardiovaskular; karenanya, tubuh harus menggunakan lebih banyak energi untuk beradaptasi. Penggunaan otot penstabil secara terus menerus untuk gerakan kecil meningkatkan kebutuhan kalori.
Gayaberat mikro menyebabkan otot melemah dan tulang kehilangan kepadatan karena berkurangnya beban mekanis. Untuk mengatasi efek ini, para astronot melakukan perlawanan intens dan latihan aerobik selama sekitar 2 jam setiap hari.
Aktivitas fisik ini secara signifikan meningkatkan kebutuhan kalori mereka dibandingkan dengan Bumi.
Lingkungan pesawat ruang angkasa terkendali, namun fluktuasi suhu dapat terjadi. Dalam gayaberat mikro, sistem termoregulasi tubuh bekerja lebih keras untuk mempertahankan suhu stabil.
Peningkatan aktivitas metabolisme ini menambah kebutuhan kalori.
Astronot mengalami perubahan metabolisme di luar angkasa. Penelitian menunjukkan bahwa laju metabolisme basal (BMR)—energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi vital tubuh cenderung meningkat. Hal ini mungkin disebabkan oleh perubahan cara tubuh memproses nutrisi, serta tekanan pada organ seperti hati dan ginjal.
Di luar angkasa, cairan berpindah ke tubuh bagian atas, mempengaruhi sistem pencernaan. Meskipun astronot mungkin makan lebih sedikit karena perubahan nafsu makan atau perubahan persepsi rasa, tubuh mereka masih memerlukan lebih banyak kalori untuk mengatasi ketidakefisienan pencernaan dalam gayaberat mikro.