6. Antiokhia
Antiokhia merupakan komunitas yang terisolasi genetik di Kolombia Barat laut, yang disebut Antioqunos atau Paisas. Memiliki varian genetik langka sehingga beresiko tinggi untuk terkena penyakit Alzherimer dini.
Antiokhia didirikan oleh pria Spanyol dan wanita Pribumi. Dalam sebuah studi tahun 2006 menemukan bahwa keturunan mereka terus berpasangan dengan pria Spanyol, tetapi tidak dengan pria atau wanita Pribumi. Seiring berjalannya waktu, menciptakan populasi yang terisolasi secara genetik.
Banyak orang Antioqueno membawa genetik langka yang menyebabkan gangguan kognitif pada usia 45 tahun dan 50 tahun. Pada usia 65 tahun biasanya orang mengembangkan penyakit ini. Peneliti mengharapkan adanya pengembangan antibodi untuk sebagai pelindung di masa yang akan datang.
7. Yahudi Ashkenazi
Setelah adanya perang salib kelompok yahudi bermigrasi dari Timur Tengah ke Eropa Tengah dan Timur dalam beberapa gelombang. Sebuah studi tahun 2006 di American Journal of Human Genetics menunjukkan bahwa sekitar setengah dari 8 juta orang Yahudi Ashkenazi yang hidup saat ini dapat melacak garis keturunan ibu mereka.
Salah satu masalah dari efek pendiri adalah penyakit Tay-Sachs, kelainan otak dan sumsum tulang belakang yang menyerang anak-anak. Hal ini jarang terjadi pada populasi di seluruh dunia, tetapi pada Yahudi Ashkenazi hal ini menjadi lebih umum dengan sekitar 1 dari 3.500 anak yang terkena dampak saat lahir.
8. Orang Finlandia
Finlandia mengalami populasi yang jumlahnya menyusut namun meningkat kembali. Kemacetan terjadi karena negara terisolasi secara geografis, sehingga menyebabkan peningkatan frekuensi varian gen tertentu. Finlandia membuat basis data yang disebut Finnish Disease Heritage, dengan mengkatalog kelainan genetik resesif yang umum pada orang Finlandia. Genetika unik orang Finlandia membuat kondisi seperti fibrosis kistik dan fenilketunuria.
9. Tristan da Cunha
Tristan da Cunha di Samudra Atlantik Selatan, merupakan pulau berpenghuni paling teroencil di dunia. Kepulauan ini bagian dari Wilayah Severang Laut Inggris dan dihuni sekitar 250 penduduk tetap. Namun pada tahun 1816 populasi berkisar antara 15 hingga 2 orang, menjadikan Tristan sebagai efek pendiri.
Sebuah studi pada tahun 1960-an menemukan bahwa populasi Tristan memiliki jumlah orang yang terkena retinitis pigmentosa lebih tinggi dari perkiraan, penyakit mata bawaan yang menyebabkan hilangnya penglihatan. Sebuah studi tahun 2019 juga mengungkapkan frekuensi asma sangat tinggi terjadi dalam populasi tersebut. (Tesalonika Loris)