Bisnis.com, JAKARTA - Makanan bukan hanya berperan sebagai sumber energi, tetapi juga dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan kita, termasuk kepribadian.
Dilansir dari psychologytoday.com, pada Selasa (14/1/2025), para peneliti mengeksplorasi hubungan antara pola makan dan perubahan perilaku atau kepribadian seseorang. Penelitian ini menemukan beberapa fakta, yaitu sebagai berikut.
Pengaruh Makanan Terhadap Kepribadian
Apa yang kita makan bisa berdampak pada bagaimana kita merasa dan berinteraksi dengan dunia sekitar. Salah satunya adalah bahwa makanan yang kaya akan nutrisi tertentu, seperti omega-3, vitamin, dan mineral, dapat memperbaiki suasana hati dan mendukung kestabilan emosional.
Sebaliknya, pola makan yang buruk, yang tinggi lemak jenuh dan gula, dapat meningkatkan perasaan cemas, mudah marah, atau bahkan depresi.
"Hubungan antara otak dan makanan sangat erat. Makanan yang kita konsumsi berperan dalam mengatur kadar neurotransmitter yang mempengaruhi mood dan perilaku," ungkap Dr. Emma Millward, seorang ahli neurologi dari Universitas London, dilansir dari psychologytoday.com.
Makanan yang Membentuk
Kepribadian
Beberapa studi menunjukkan bahwa pola makan yang teratur dan sehat dapat meningkatkan aspek-aspek positif dari kepribadian, seperti empati, rasa percaya diri, dan ketenangan. Sebagai contoh, diet Mediterania yang kaya akan sayuran, ikan, dan biji-bijian telah dikaitkan dengan peningkatan kecenderungan berpikir positif dan rendahnya tingkat kecemasan.
Sebaliknya, konsumsi makanan olahan dan cepat saji dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk mengatasi stres. Hal ini menunjukkan bahwa diet yang kaya gula dan lemak dapat merusak keseimbangan kimiawi di otak. Pada akhirnya, berujung pada peningkatan perasaan negatif atau bahkan perubahan suasana hati yang drastis, dilansir dari healthline.com.
Kepribadian dan Gaya Hidup Sehat
Selain pengaruh makanan, gaya hidup secara keseluruhan berperan penting dalam membentuk kepribadian. Aktivitas fisik, tidur yang cukup, dan pengelolaan stres juga berkontribusi pada keseimbangan mental. Kombinasi dari pola makan sehat dan kebiasaan hidup yang baik dapat menghasilkan individu yang lebih optimis, ramah, dan mampu mengelola emosi dengan baik.
Dr. Millward menekankan bahwa meskipun makanan bisa mempengaruhi kepribadian, itu bukan satu-satunya faktor. Sebab, kepribadian terbentuk dari berbagai aspek, termasuk genetika, lingkungan, dan pengalaman hidup.
Jadi, apakah makanan bisa mengubah kepribadian? Jawabannya adalah ya, dalam batas tertentu. Pola makan yang sehat dan seimbang dapat mendukung kestabilan emosional dan meningkatkan sifat-sifat positif dalam diri seseorang.
Namun, perubahan signifikan dalam kepribadian lebih kompleks dan melibatkan banyak faktor. Meskipun makanan tidak bisa sepenuhnya merubah siapa kita, memilih makanan yang tepat jelas dapat mendukung kita menjadi versi terbaik dari diri kita. (Mianda Florentina)