Saraf Multiple Sclerosis
Health

Peran Ahli Neurologi dalam Penanganan Penyakit Saraf

Mia Chitra Dinisari
Selasa, 15 Juli 2025 - 20:10
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stroke di Indonesia mencapai 8,3 per 1.000 penduduk, menyumbang pembiayaan kesehatan terbesar ketiga di Indonesia dengan angka mencapai Rp5,2 triliun.

Tingginya angka kasus tidak diimbangi dengan jumlah dokter spesialis neurologi.

Menurut data Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) 2024, terdapat sekitar 2.732 dokter spesialis neurologi di Indonesia. Namun, distribusinya belum merata karena keterbatasan fasilitas rumah sakit di sejumlah daerah.

Neurologi adalah spesialisasi medis yang berkompeten dalam studi sistem saraf, serta penyakit otak, sumsum tulang belakang, saraf tepi, dan otot.

Neurologi telah dianggap oleh beberapa orang sebagai spesialisasi klinis yang sangat unggul. Neurologi merupakan salah satu bidang kedokteran yang paling berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Neurologi merupakan spesialisasi medis yang sangat dinamis dan terus berkembang berkat kemajuan yang konstan di bidang ilmu saraf. Kemajuan yang signifikan telah dicapai dalam pengetahuan tentang fungsi otak dan penyakit sistem saraf. Kemajuan ini memungkinkan alternatif terapi baru dan pengobatan sejumlah besar penyakit saraf.

Ahli saraf adalah dokter yang memiliki pelatihan tambahan dalam penyakit yang memengaruhi sistem saraf pusat dan sistem neuromuskular.

Di Spanyol, pelatihan ahli saraf membutuhkan gelar di bidang Kedokteran dan Bedah (6 tahun) dan kemudian spesialisasi di bidang Neurologi (4 tahun).

Ahli saraf menangani gangguan sistem saraf (otak, sumsum tulang belakang, dan saraf tepi), gangguan otot, dan nyeri, terutama sakit kepala. Ahli saraf memiliki keahlian dalam berbagai gangguan medis, termasuk penyakit serebrovaskular, penyakit Parkinson, sakit kepala, epilepsi, multiple sclerosis, neuropati perifer, infeksi sistem saraf, tumor, dan komplikasi trauma kepala dan tulang belakang.

Serupa dengan itu, ahli saraf juga memiliki keahlian khusus dalam penilaian gangguan bahasa, pembelajaran, memori, dan perilaku. Selain itu, bagian penting dari neurologi berkaitan dengan gangguan fungsi otak akibat kegagalan organ atau sistem lain (jantung, paru-paru, ginjal, hati, pankreas, dan kelenjar endokrin). Dalam banyak kasus, studi gejala neurologis memungkinkan klarifikasi penyakit yang mendasarinya.

Prof. Dr. dr. Yusak M.T. Siahaan, Sp.N (K), FIPP, CIPS., Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Neurologi UPH mengatakan istribusi dokter spesialis neurologi masih belum rata di berbagai wilayah. UPH ingin mengambil peran strategis dalam mencetak neurolog yang kompeten dan responsif terhadap tantangan kesehatan masyarakat.

Dia mengatakan dengan alasan tersebut, FK UPH membuka program spesialis Neurologi.  

Prof. Yusak mengungkapkan, bahwa Program Spesialis Neurologi FK UPH fokus pada manajemen intervensi nyeri. Fokus ini diangkat sebagai respons terhadap banyaknya pasien neurologi yang datang dengan keluhan nyeri sebagai gejala utama.

Proses pendidikan dalam program ini akan turut didukung oleh berbagai fasilitas penunjang untuk diagnostik maupun terapi yang terdepan. Mahasiswa akan memiliki akses ke teknologi terkini seperti Magnetic Resonance Imaging (MRI) dengan kekuatan 1,5 Tesla dan 3 Tesla, ultrasonografi (USG) untuk pemeriksaan karotis dan muskuloskeletal, serta Transcranial Doppler untuk mengevaluasi aliran darah otak. Program ini juga dilengkapi dengan layanan polysomnografi untuk analisis gangguan tidur dan Positron Emission Tomography (PET-scan) untuk mendukung diagnosis yang akurat.

Selain itu, tersedia pula layanan manajemen intervensi nyeri yang menggunakan teknologi seperti C-arm Fluoroscopy, Platelet-Rich Plasma (PRP), dan radiofrekuensi. Mahasiswa juga akan belajar melalui praktik di berbagai klinik, seperti Klinik Memori, Klinik Multipel Sklerosis, Klinik Neurorestorasi, serta layanan unggulan lainnya seperti Deep Brain Stimulation dan Gamma-knife Radiosurgery. Semua fasilitas ini dirancang untuk menunjang pembelajaran yang komprehensif sekaligus mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan nyata di bidang neurologi.[AH1] [AS2] 

“Program ini secara konsisten juga diperkuat oleh pelatihan nasional dan internasional, serta didukung RS Siloam Lippo Village sebagai pusat pendidikan fellowship untuk manajemen intervensi nyeri dari Kolegium Neurologi Indonesia,” tambah Prof. Yusak.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro