Ilustrasi obat-obatan/farmalkes kemenkes
Health

Kenali Ragam Jenis Obat Antikolinergik, untuk Pengobatan Masalah Pencernaan hingga Neurologis

Redaksi
Kamis, 17 April 2025 - 09:42
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Dalam dunia medis, berbagai jenis obat digunakan untuk mengatasi gangguan pada sistem saraf dan organ tubuh.

Salah satu golongan obat yang cukup penting namun sering kurang dikenal oleh masyarakat awam adalah obat antikolinergik.

Obat ini memiliki peran besar dalam menangani sejumlah kondisi, mulai dari gangguan pencernaan hingga penyakit neurologis.

Namun, sebagaimana obat lainnya, penggunaan antikolinergik juga disertai dengan risiko efek samping. Oleh karena itu, pemahaman yang tepat mengenai manfaat dan dampaknya sangat penting, terutama jika Anda termasuk orang yang rutin mengonsumsi obat-obatan tertentu.

Apa Itu Obat Antikolinergik?

Dilansir dari myclevelandclinic.org, obat antikolinergik adalah jenis obat yang bekerja dengan menghambat kerja asetilkolin, sebuah neurotransmiter penting yang membantu mengirim sinyal antara sel-sel saraf.

Asetilkolin memainkan peran besar dalam sistem saraf parasimpatis, yaitu bagian dari sistem saraf otonom yang mengatur fungsi tubuh saat sedang beristirahat, seperti mencerna makanan atau memperlambat detak jantung.

Dengan menghambat asetilkolin, aktivitas sistem saraf tertentu dapat dikurangi, yang membuat obat ini berguna untuk mengobati berbagai gangguan, mulai dari kejang otot, inkontinensia urin, hingga gangguan pernapasan dan pencernaan.

Jenis Obat Antikolinergik

Dilansir dari medicalnewstoday.com, berikut adalah beberapa contoh obat antikolinergik yang umum diresepkan oleh dokter untuk berbagai kondisi medis:

  • Atropine – Digunakan dalam pengobatan bradikardia (detak jantung lambat) dan sebagai penawar beberapa jenis racun.
  • Benztropine – Sering digunakan untuk mengurangi gejala Parkinson dan efek samping dari obat antipsikotik.
  • Glycopyrrolate – Membantu mengurangi air liur berlebih dan gangguan lambung.
  • Scopolamine – Digunakan untuk mengatasi mabuk perjalanan dan mual.
  • Trihexyphenidyl – Digunakan untuk terapi Parkinson dan gangguan gerakan terkait obat.
  • Diphenhydramine – Antihistamin yang juga memiliki efek sedatif dan antikolinergik kuat.
  • Clidinium – Biasa dikombinasikan dengan obat lain untuk mengobati sindrom iritasi usus besar.
  • Flavoxate – Digunakan untuk mengatasi gangguan buang air kecil seperti inkontinensia.
  • Oxybutynin – Umum diresepkan untuk overactive bladder (kandung kemih terlalu aktif).
  • Orphenadrine – Digunakan untuk meredakan nyeri otot dan kejang.

Apa Saja Efek Samping Obat Antikolinergik?

Obat-obatan ini seringkali memiliki efek antikolinergik, bahkan jika itu bukan tujuan utama penggunaannya. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengenali beberapa efek samping umum yang dapat terjadi, yaitu:

  • Sulit buang air kecil (retensi urin) – Gangguan dalam mengosongkan kandung kemih secara normal.
  • Penglihatan kabur – Karena pupil yang melebar dan menurunnya kemampuan mata untuk fokus.
  • Kebingungan atau perubahan kesadaran – Terutama pada lansia, bisa muncul sebagai delirium atau disorientasi.
  • Mata kering – Produksi air mata berkurang.
  • Mulut kering – Salah satu efek samping paling umum yang bisa menyebabkan gangguan bicara atau makan.
  • Detak jantung cepat (takikardia) – Peningkatan denyut jantung akibat stimulasi sistem saraf simpatik.
  • Suhu tubuh meningkat (hipertermia) – Karena berkurangnya keringat yang membantu mendinginkan tubuh.
  • Pencernaan melambat – Bisa menyebabkan konstipasi.
  • Muntah – Sebagai respon tubuh terhadap gangguan sistem pencernaan.
  • Kelemahan otot (astenia) – Menurunnya kekuatan otot yang bisa memengaruhi aktivitas fisik.

Efek samping ini dapat bervariasi tergantung pada dosis, durasi penggunaan, dan kondisi medis Anda. Oleh karena itu, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat jenis ini.

Obat antikolinergik memiliki peran penting dalam dunia medis dan dapat membantu Anda mengelola berbagai gangguan kesehatan.

Namun, karena efeknya yang luas pada sistem saraf, penggunaannya tidak boleh sembarangan. Pastikan Anda mendapatkan resep dan arahan dari tenaga medis profesional sebelum mengonsumsinya. (Siti Laela)

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro