Truk Sound Horeg/ BISNIS - Lukman Nur Hakim.
Health

Fenomena Sound Horeg, Ternyata Berbahaya Bagi Pendengaran

Redaksi
Selasa, 22 Juli 2025 - 10:52
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Fenomena sound horeg yang viral di Jawa Timur, ternyata bisa menyebabkan kerusakan telinga dan gangguan pendengaran bagi masyarakat di sekitarnya.

Sebagian masyarakat menganggap bahwa sound horeg merupakan kebudayaan, dan ada pula yang menganggap bahwa hal tersebut mengganggu kenyaman sekitar. Efek suara yang besar dan melebihi kapasitas mampu berdampak buruk bagi pendengaran.

Dilansir Cleveland Clinic, Selasa (22/17/2025), umumnya pendengaran yang boleh didengarkan oleh manusia adalah di bawah 85 desibel (dB), karena di atas tersebut dapat merusak pendengaran seiring waktu. Sementara itu, level maksimal suara pemutar musik adalah 110 desibel (dB). Maknanya, jika seseorang terlalu sering mendengarkan musik dengan volume besar akan memicu terjadinya gangguan pendengaran.   

Dalam unggahan akun TikTok dr. Benny Rayen Suhendra, dia menjelaskan terkait efek samping dari sound horeg. “Efek dari sound horeg akan memicu terjadinya tuli. Jadi sebaik mungkin dihindari, atau pakai penutup telinga untuk melindungi,” ungkap dr. Benny.

Pernyataan tersebut juga dimaknai bahwa sound horeg memiliki efek samping yang memicu terjadinya gangguan lainnya.

Simak efek berbahaya dari sound horeg:

1. Kehilangan pendengaran

Kehilangan pendengaran atau Noise Induced Hearing Loss (NIHL), merupakan kondisi yang terjadi ketika koklea mengalami kerusakan akibat adanya suara terlalu keras.

Jika koklea rusak, tidak dapat diperbaiki atau diganti, sehingga menyebabkan gangguan pendengaran secara permanen. Risiko tersebut dapat meningkat saat Anda menggunakan earphone dalam waktu lama, ataupun berada dekat pada sound system dengan keadaan volume tinggi.  

2. Tinnitus atau telinga berdenging

Paparan suara keras dari sound horeg juga mampu menyebabkan tinnitus, atau  kondisi berdengung di telinga tanpa sumber suara eksternal. Tinnitus dapat terjadi dalam waktu sementara atau kronis, dan seringkali sulit untuk diobati. Kondisi ini berpengaruh terhadap waktu konsentrasi, tidur, dan emosional. Maknanya, suara dari sound horeg tidak hanya membahayakan pendengaran saja, tetapi juga berakibat fatal pada emosional seseorang.

3. Hyperacusis (Sensitivitas berlebihan terhadap suara)

Hyperacusis merupakan kondisi yang disebabkan akibat rasa raskit, tidak nyaman, dan membuat seseorang memilih menjauh dari keramaian. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa nyeri atau ketidaknyamanan ekstrem di telinga.

Akibatnya, kualitas hidup seseorang bisa menurun karena kecemasan, stres, atau bahkan menarik diri dari aktivitas sosial.

4. Distorsi persepsi suara

Distorsi dalam persepsi suara merupakan kerusakan pada sistem pendengaran, terutama akibat paparan suara keras dalam jangka panjang. Dalam hal ini, suara terdengar seperti terputus-putus, atau bergema sehingga membuat seseorang mengalami gangguan kebisingan. Akibatnya, seseorang akan kesulitan dalam melakukan komunikasi, dan kelelahan secara mental.

5. Masalah Sosial dan Kognitif

Gangguan pendengaran kronis tidak hanya berdampak pada kemampuan mendengar, tetapi juga pada kesehatan mental dan fungsi otak secara keseluruhan. Ketika seseorang mengalami kesulitan mendengar, otak dipaksa bekerja lebih keras untuk memahami percakapan, yang menyebabkan kelelahan kognitif.

Penelitian menunjukkan bahwa gangguan pendengaran berhubungan erat dengan meningkatnya risiko isolasi sosial, depresi, penurunan daya ingat, hingga demensia. Selain itu, kondisi tersebut mampu memperburuk kondisi psikologis dan mempercepat penurunan kemampuan otak. (Maharani Dwi Puspita Sari)

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro