Ilustrasi/Antara-M Risyal Hidayat
Fashion

Tren Padu Padan untuk Busana Tertutup

Wike Dita Herlinda
Sabtu, 11 Juni 2016 - 12:36
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sejak pemerintah menetapkan target untuk menjadikan Indonesia sebagai fashion hub (simpul mode) busana tertutup (modest wear) dunia pada 2020, dunia mode di dalam negeri pun menjadi semakin kompetitif.

Para desainer berlomba-lomba terjun ke lini modest wear untuk menangkap pangsa pasar yang cukup menjanjikan, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Industri fashion di sektor busana tertutup pun kian bergairah.

Bagaimana tidak, Global Islamic Economy Report melaporkan konsumen muslim dunia diperkirakan menghabiskan US$230 miliar untuk berbelanja pakaian tertutup selama 2015-2016. Angka itu diprediksi melonjak ke level US$327 miliar pada 2019.

Masalahnya, selama ini para desainer dan perusahaan tekstil di Indonesia kerap berjalan ‘sendiri-sendiri’ dalam menangkap peluang pasar. Bercermin dari kondisi tersebut, Argo Apparel Group (AAG) mencoba melakukan integrasi antara desainer dan produsen tekstil.

CEO AAG Wijaya Surya menjelaskan salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia itu mencoba melakukan sinergi dengan perancang modest wear berbakat untuk melahirkan label-label busana tertutup, yaitu Run Thing dan i.Sha.

Kolaborasi tersebut merupakan ide dari Deden Siswanto selaku Art Director. Hasil dari kerjasama tersebut diwujudkan ke dalam koleksi kolaboratif bertema Self Honesty yang diperkenalkan di sela-sela perhelatan Muslim Fashion Festival (Muffest) Indonesia 2016.

“Label Run Thing adalah buah karya serta kreativitas desainer Ali Charisma. Label tersebut mengusung konsep eco-fashion, yang menyasar pangsa perempuan dengan karakter elegan dan selalu ingin tampil stylish serta profesional,” jelas Wijaya.

Sementara itu, lanjutnya, label i.Sha lebih fokus pada gaya yang segar dengan sentuhan etnik kasual serta gaya mix and matchyang tidak terbatas. Label tersebut merupakan hasil dari buah pikiran desainer modest wear Sofie.

“Kedua label ini menampilkan koleksi terkini dan yang akan datang. Besar harapan kami agar koleksi ini dapat mengangkat nama produk buatan dalam negeri di pasar global,” imbuh Wijaya.

Baik Run Thing maupun i.Sha menawarkan koleksi yang cukup fleksibel bagi berbagai tipe perempuan pemakai pakaian terutup. Run Thing lebih menonjolkan potongan yang longgar, flowy, dan terkesan sangat ringan untuk kenyamanan pemakaian sehari-hari.

Aksen draping yang sedang populer juga banyak dimainkan pada koleksi Run Thing. Secara keseluruhan, set-set busana yang mereka tawarkan terdiri atas dua atau lebih outter, atasan, bawahan, dan dress yang diperagakan secara bertumpuk-tumpuk tapi tidak terkesan gerah.

Warna-warni yang dipilih untuk setiap item pun relatif mudah untuk dipadupadankan. Misalnya saja seperti abu-abu, off white, pink kalem, hitam, dan biru tua. Sehingga, koleksi mereka cocok untuk perempuan yang suka bereksperimen dengan penampilannya.

Sementara itu, koleksi i.Sha lebih diperkaya dengan permainan motif tribal serta pemilihan warna eksotik seperti cokelat, oranye hangat, merah tanah, dan biru tua. Seperti halnya Run Thing, label ini bermain dengan aksen tumpuk yang mudah dipadupadankan.

Set-set busana i.Sha banyak menonjolkan potongan memanjang dan tidak terlalu megar, serta lebih cocok untuk penggunaan semiformal. Lagi-lagi, berbagai macam cutting pada outter mendominasi koleksi label yang mengedepankan harmonisasi mix and match bahan itu.

Jadi, jika Anda suka mencoba-coba mengombinasikan berbagai item fesyen untuk mendapatkan styling yang lebih modern, koleksi Run Thing dan i.Sha dapat dijadikan referensi dalam mengenakan pakaian terututup secara lebih stylish.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro