Ilustrasi Diabetes Melitus/Istimewa
Health

Mengelola Diabetes Dengan Puasa

Asteria Desi Kartika Sari
Kamis, 31 Mei 2018 - 14:28
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Bulan suci Ramadan kerap menjadi momen yang cukup menantang bagi penderita diabetes.

Mereka dituntut untuk beradaptasi dengan pola makan berbeda, namun di saat yang bersamaan mereka juga harus mengontrol gula darah, menjalankan pola diet serta menggunakan insulin secara tepat guna meminimalisir risiko yang dialami selama berpuasa.

Oleh karena itu, pasien dengan diabetes harus berkonsultasi dengan dokter mereka mengenai modifikasi diet dan pengobatan selama menjalankan puasa. 

Penderita diabetes di Indonesia sendiri cukup tinggi, mencapai 10,3 juta orang berdasarkan laporan Federasi Diabetes Internasional (IDF) Atlas 2017 edisi ke delapan. Angka tersebut diprediksi akan terus mengalami peningkatan hingga menjadi 16,7 juta pada tahun 2045.

Fakta ini secara tidak langsung mengungkap bahwa perlu adanya perhatian khusus bagi para penderita dalam mengelola dan menggunakan insulin guna meminimalisir risiko yang akan dialami oleh penderita diabetes selama berpuasa.

Menilik berkembangnya fenomena tersebut, Novo Nordisk Indonesia berkolaborasi bersama spesialis endokrinologis ternama melakukan sebuah studi mendalam menggunakan International Operations Hypoglycemia Assement Tool (IO HAT).

Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi pengelolaan, kontrol, dan komplikasi diabetes dalam periode retrospektif dan prospektif di antara pasien diabetes tipe 1 dan tipe 2 yang diobati dengan insulin.

Secara garis besar, banyak penderita diabetes di Indonesia yang masih belum memahami risiko yang mungkin diakibatkan oleh hipoglikemi selama menjalankan puasa.

Studi ini diharapkan dapat menjadi acuan yang teruji klinis bagi para penderita diabetes agar mereka bisa menjalankan ibadah puasa dengan lancar serta sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap pemerintah dalam menangani penderita diabetes di bawah payung program Gerakan Masyarakat Sehat (Germas), Kementerian Kesehatan. 

Kepala Seksi Gangguan Metabolik Direktorat Pengendalian dan Penyegahan Penyakit Tidak Menular Kementeriam Kesehatan Sylviana Andinisari mengatakan sebagai penyakit tidak menular dengan jumlah penderita relatif tinggi, maka sangat penting untuk melakukan deteksi dini.

“Kami saat ini fokus pada pengendalian faktor risiko diabetes melalui upaya promotif dan preventif,”  kata Sylviana, Rabu (30/5/2018).

Selain itu, pihaknya juga mendorong antara kementerian dan lintas sektor untuk meningkatkan kerjasama dalam mengatasi masalah kesehatan sehingga semua kebijakan terkait kesehatan, terutama untuk mendukung upaya pencegahan dan pengendaliam diabeters dapat terus meningkat.

“Tingkat pengetahuan pasien yang rendah selama ini mengarah pada perlunya peningkatan kesadaran hipoglikemia,” jelasnya.

Adapun manajemen diabetes adalah untuk mencapai kontrol glikemik yang ditargetkan dapat meminimalkan risik pasien hipoglikemia melalui pemantauan yang tepat.

Ada kebutuhan yang belum terpenuhi untuk pendidikan yang lebih baik termasuk pentingnya pemantauan glukosa darah, dan kebutuhan untuk pilihan pengobatan yang lebih baru dengan risiko rendah dari profil hipoglikemik.  

Novo Nordisk berkomitmen untuk mendorong perubahan untuk mengatasi penyakit diabetes melalui empat inisiatif strategis termasuk kemitraan dengan pemerintah, pengembangan kapasitas profesional kesehatan, edukasi pasien, dan kampanye kesadaran diabetes.

“Bagi penderita diabetes yang menggunakan insulin, risiko hipoglikemia 7,5 kali lebih tinggi selama berpuasa. Seperti yang terlihat dalam Studi IO HAT Indonesia baru saja dipublikasikan,” ungkap Fahad Jameel, Clinical, Medical, Regulatory and Quality (CMRQ) Director, PT Novo Nordisk Indonesia. 

Dengan diselenggarakannya kampanye ini, diharapkan agar para penderita penyakit diabetes dapat meningkatkan kesadaran mereka akan pengelolaan penyakit diabetes selama berpuasa.

Pasien dengan diabetes harus berkonsultasi dengan dokter mereka mengenai modifikasi diet dan pengobatan selama Ramadhan. “Tiga aspek terpenting untuk mengatasi masalah diabetes adalah peraturan, pendidikan, dan motivasi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro