BISNIS.COM, JAKARTA-Sebanyak 5 perupa, Ipong Purnama Sidhi, Lugiono, Klowor, Abdul Salam dan Irawan Karseno menyelenggarakan pameran bersama dengan tema “Expandableg: Mateng Pu’un” di Galeri Nasional Indonesia, Jumat esok (5/4/2013).
Kelima perupa itu berlatarbelakang pendidikan di SSRI (sekarang SMSR) Yogyakarta, STSRI Asri (kini Institut Seni Indonesia) dan Institut Teknologi Bandung (ITB), bergabung dalam kelompok mempresentasikan karya dengan mengusung tema yang tidak biasa “Expandableg: Mateng Pu’un”.
Expandableg, plesetan dari Expandable, yang dicomot dari judul sebuah film garapan Sylvester Stallone dan didukung beberapa mega bintang. Film ini tidak mampu mengangkat sebuah yang mengasyikkan. Kata dasar itu,dikutip karena menurut lima perupa ini dalam berkesenian memandang kedablegan dalam tingkat ekspan, perlu dijaga untuk stamina berkarya.
“Mateng Pu’un, menunjukkan buah yang masak di pohon tanpa diperam, tanpa dipoles berlebihan. Sebuah perumpaaan tentang seniman yang mencapai kualitas berkarya tanpa direkayasa,” kata Kepala Galeri Nasional Indonesia, Tubagus Andre Sukmana, Kamis (4/4/2013).
Dominasi wacana yang didorong kepentingan life style dalam kehidupan keseharian seringkali membuat keragaman tunggal. Hal inilah yang merisaukan mereka untuk tetap berkarya dengan modal kejujuran tanpa rekayasa, berkarya tiada henti, tetap mengolah ketrampilan selayaknya seorang pemain teater atau atlet silat yang berlatih disiplin setiap hari.
Dengan latar belakang pendidikan ditambah jenjang usia yang berbeda, karya merekapun menunjukkan karakter dan identitas diri yang beragam. Mereka menampilkan diri sebagai seniman yang setia berproses dan terus menerus mengasah kepekaan artistik, kemampuan teknis, membuka pikiran seluas-luasnya.
Ipong Purnama Sidhi, karya-karyanya selalu “segar”, ada spirit kanak-kanak di dalamnya. Sementara itu Lugiono,lewat wayang dan nilai-nilai Jawa sangat terasa kental pada karya-karyanya.
Klowor, adik dari Lugiono, menampilkan budaya Jawa yang banyak mempengaruhi karya-karyanya, namun bentuk-bentuk telah mengalami deformasi, juga tampil “keriangan” anak-anak seperti pada karya Ipong.
Lain lagi dengan Abdul Salam, yang paling “kontemporer” di antara kelima perupa ini. Karya-karyanya lebih bicara tentang persoalan gender,ancaman kekerasan pada perempuan. Sementara itu Irawan Karseno, yang sudah lebih dari 15 tahun menggeluti dunia desain interior, menampilkan karya-karya “abstrak”. Pameran ini berlangsung sampai 19 April 2013.
Show