BISNIS.COM, JAKARTA— Hobi bisa menjadi invesasi. Tak percaya? Tengok pengalaman Mardi Suyatin, lelaki asal Depok yang menggemari burung sejak2008.
Tidak cukup hanya mengoleksi, Mardy putar otak untuk menambah uang dari kegemarannya.
Satu tahun kemudian, Mardy terjun berinvestasi burung, di kelas burung kicau. Sebab, menurutnya, dari berbagai jenis burung, murai batu mengalami kenaikan harga yang paling signifikan setiap tahun.
Saat memulai usaha pada 2009, harga murai batu yang sudah pandai berkicau alias gacor, dihargai Rp 3 juta.
Kini harganya tiga kali lipat. Harga standar anakan murai batu saat ini berkisar Rp 1,5 juta-Rp 2,5 juta, tergantung kualitas indukan. Harga indukan adalah rentang Rp 10 juta-Rp 15 juta per ekor.
“Murai batu itu harganya tidak pernah turun. Sekarang saya beli Rp 5 juta, ikut kontes harganya bisa naik jadi Rp 15 juta-Rp 20 juta. Harga bisa tidak terbatas,” Mardy bercerita.
Tak terbatas. Kalimat itu tak sembarang ke luar dari mulut Mardy. Dia mengatakan pernah melihat pehobi yang menawar murai batu milik pehobi lain di Solo, Jawa Tengah, seharga Rp 900 juta. Tapi, si pemilik enggan melepas.
“Dua minggu lalu murai batu saya juara. Namanya Maissy, laku Rp 40 juta, dibeli teman di Bangka Belitung,” ujar Mardy.
Naiknya harga murai batu terlihat menonjol di kelas menengah ke atas. Cukup mengeluarkan modal Rp 5 juta untuk membelinya, dalam waktu 1 bulan, burung itu bisa dijual Rp 15 juta.
Adapun murai batu yang ebrharga Rp 3 juta, kenaikan harga jual biasanya hanya dua kali lipat.
Mardy merasakan harga murai batu kelas menengah melambung cepat sejak 8 bulan silam.
Murai batu yang dibeli seharga Rp 5 juta, dia lepas Rp 18 juta kepada seorang pehobi burung di Bangka Belitung.
Memilih burung untuk investasi harus lah jeli. Mardy bilang 3 hal utama yang dilihatnya saat memilih burung adalah postur, bunyi, dan kesehatan.
Jika sudah dibeli, cukup merawat dan memberi makanan khusus. “Yang penting perawatan teratur.”
Hitung punya hitung, investasi burung ini bisa mendatangkan omzet Rp 2,5 juta setiap hari.
Ongkos perawatan burung tidak besar. Tidak sampai 10% dari omzet. (ltc)