BISNIS.COM, JAKARTA –Jazz Gunung, pentas musik jazz di Bromo, diharapkan dapat mendorong kawasan Bromo sebagai lokasi wisata pilihan di Indonesia.
Pentas musik di ketinggian 2.000 meter tersebut bakal digelar 21-22 Juni 2013 di panggung terbuka Java Banana Bromo, Wonotoro, Probolinggo, Jawa Timur. Gelaran kelima kalinya ini akan menampilkan para musisi jazz dari berbagai daerah di Indonesia.
Hari pertama akan diisi oleh Cantrek, Blambangan Art School Banyuwangi, Sierra Soetedjo, Balawan and Batuan Ethnic Fusion, Bandanaira Duo, dan Yovie Widianto Fusion.
Hari berikutnya musik dibawakan oleh Tahez Komez, Kelompok Musik Etnik Kramat Madura, Kulkul Band, Ring of Fire Project featuring Djaduk Ferianto, Idang Rasjidi and Jen Shyu, Rieka Roslan, dan Barry Likumahuwa Project.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan gelaran Jazz Gunung dapat meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia, terutama ke Bromo. Targetnya, sebanyak 400.000 wisatawan datang ke Bromo pada tahun ini. Mari pun bercita-cita menjadikan Bromo sebagai satu dari 16 destinasi wisata pilihan di Indonesia.
“Jazz Gunung dapat meningkatkan jumlah homestay dan standar homestay. Itu benar-benar ada multiplier effect yang dapat dirasakan masyarakat. Cara lainnya bisa berkemah, tapi harus diatur dengan baik,” kata Mari usai konferensi pers Jazz Gunung, Senin (10/6/2013).
Sigit Pramono, penggagas Jazz Gunung, mengatakan tidak sekadar pergelaran musik jazz, Jazz Gunung bermakna mendorong kreativitas bermusik orang Indonesia di kancah genre jazz.
Bahkan, pergelaran ini mampu mendorong pesona Bromo sebagai lokasi tujuan wisata turis luar negeri dan domestik.
Gelaran ini pun mampu mendorong laju ekonomi masyarakat di kawasan Bromo. Dari usaha penginapan, makanan, hingga penyewaan jep.
“Di Bromo hanya ada ada 200-an kamar. Kalau pengunjung yang datang sampai 1.500 atau kebutuhan kamar 750, artinya rumah-rumah penduduk akan penuh. Sebab, penduduk dapat saja menyewakan kamarnya kepada pengunjung,” tutur Sigit.