BISNIS.COM, JAKARTA-- Pembukaan deptstore mewah asal Paris, Galeries Lafayette, di Pacific Place Mal, Kamis malam (13/6/2013) berlangsung meriah. Sedikitnya 1.200 pencinta mode Indonesiatumplek di sana.
Ini pengoperasian Galleries Lafayette yang pertama di Indonesia. Mereka yang hadir lengkap dengan dress code hitam dan sentuhan warna merah. Pada acara tersebut juga dihadiri oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu.
Para pencita mode yang menghadiri acara tersebut berasal dari berbagai kalangan seperti para artis,aktor, selebriti Indonesia, perancang mode Indonesia dan lain.
Acaranya begitu mewah, glamor,dan spektakuler. Para pencinta mode Indonesia begitu antusias menghadiri acara tersebut. Deptstore itu menghadirkan sedikitnya 350 brand fashion eksklusif kelas dunia.
Dari 1916 sampai 1926, Galeries Lafayette melakukan ekspansi ke bagian propinsi, seperti Nice, Lyon, Nantes, and Montpellier. Peduli dengan kesejahteraan karyawannya, Theophile Bader menyiapkan dana bantuan, perawatan sakit, dan dana pensiun bagi mereka bahkan sebelum itu menjadi persyaratan umum. Pada Juni 1940, poster “perusahaan Yahudi” dipajang di etalase toko. Ketika pemilik toko dirampok oleh pemerintahan Vichy, kedua anak mertua Theophile Bader terlibat dalam pertengkaran.
Theophile Bader sendiri meninggal di Paris pada tahun 1942 ketika berusia 78 tahun. Dia tidak pernah meninggalkan asal-usulnya. Dia menikahi Jeanne Block di rumah ibadah Yahudi dan menghormati festival tradisional. Sebagai seorang dermawan dan penulis, Theophile Bader mempromosikan berbagai karya. Selama masa peperangan, dia menyiapkan rumah sakit di Grand Palais.
The Society of Men of Letters yang bertanggung jawab atas rekonstruksi Hotel de Massa. Namanya digunakan di sebagain nama salah satu ruas jalan di Dambach, kota di mana Bader bertumbuh. Perusahaan kemudian dikelola oleh anak-anak mertuanya, Max Raoul Meyer dan Heilbronn. Mereka sebelumnya adalah anggota dewan yang telah bekerja bersama dengan ayah mereka.
Galeries Lafayette menjadi sebuah panggung di mana tren dari abad yang lalu diluncurkan kembali lewat pertunjukan teatrikal. Generasi berikutnya, dengan anak-Etienne Moulin dan Georges Meyer mengembangkan jaringan toko di Perancis dengan mengakusisi Nouvelles Galeries.
Selama bertahun-tahun, jaringan toko berkembang menjadi 59 toko yang kebanyakan berada di pusat kota-kota besar Perancis. Sepuluh anggota dan tiga toko terletak di Berlin, Dubai, dan Casablanca telah ditambahkan. Perusahaan ini juga telah mendorong munculnya talenta baru. Sonia Rykiel, Daniel Hechter, Pierre Cardin, Cacharel, Yves Saint-Laurent, Dorothee Bis awalnya memulai usaha mereka dengan berjualan di salah satu sudut Galeries Lafayette.