Bisnis.com, JAKARTA-- Ajang perhelatan New York Fashion Week memamerkan ragam busana pria yang bermain aman dengan warna netral. Namun gaya dan potongan-potongan bahan bergeser dari pakaian olahraga klasik ke gaya androgini.
Seringnya diabaikan dalam acara tahunan yang acapkali didominasi busana wanita, kali ini busana pria menyedot perhatian dengan karya Duckie Brown yang berkreasi dengan rok mini sepanjang lutut di atas celana panjang yang dikombinasikan dengan kemeja berenda dan jaket hitam tak berkerah.
Koleksi-koleksi menantang lainnya ditampilkan oleh desainer New York Steven Cox dan Daniel Silver yang bermain dengan batas antara maskulin dan feminin dengan konsep mereka.
Misal kaos panjang putih dengan permainan tali di punggung. Konsep ini semacam gaun yang cocok diaplikasikan untuk pria berbahu lebar.
Namun demikian, kebanyakan koleksi Duckie Brown berwarna polos hitam , terkadang putih, navy atau khaki dengan style yang terkadang 'religius'. Hal itu yang membuat koleksinya cenderung kurang tajam.
Siluet yang melengkingkan kesan canggung seolah kaos polo polos dengan lengan terbuka dipadankan dengan jaket putih panjang yang terkesan seperti jas laboratorioum atau celemek masak dengan arsiran warna hitam, menandakan busana tersebut seperti sekarung biji kopi.
Busana pria Black Sail rancangan perusahaan clothing Nautica lebih menonjolkan sisi konvensional jaket hujan dengan potongan warna tak senada, windbreakers, atasan bertudung dan sweater tak berkerah.
Mereka menggunakan bahan nilon dan bahan berlapis karet berwarna cerah sepanjang paha untuk jaket hujan. Sweaternya sendiri telah lama menjadi trademark produk Nautica.
Untuk lapisan atau layer, Nautica biasanya menggunakan warna netral-biru, putih, hitam dan abu-abu dan sesekali dicerahkan dengan warna blok yang solid seperti kuning dan merah muda yang mempesona.
Desainer asal Korea Selatan, Son Jung Wan menyajikan konsep 'seputih kapur dan warna nada bumi bermanidikan cahaya Gurun Sahara' pada koleksi busana prianya,
Dia merealisasikan imajinasinya sengan konsep 'intip' berupa karya sweater longgar rajut, rompi kulit berlubang dan kain tipis yang dirajut dengan manik-manik logam menyerupai isi staples.
Berbeda dengan karya Richard Chai, dia mengkreasikan busana pria yang kasual dengan celana panjang lebar yang simple.
Koleksinya, seperti biasa, menampilkan warna monokromatik, polos dan bergaris. Satu-satunya karya yang hidup adalah warna kuning berkarat pada blazer berkancing dengan kerah sempit yang dipadupadankan dengan celana Bermuda,
Selain itu, karyanya yang menonjol ialah jaket kulit nyaman untuk bermotor yang berbentuk klasik dengan detail yang khas.
Sementara yang lain berhati-hati dengan lapisan atau layer mereka, Kenneth Cole meninggalkan konsep hitam dan putih. Dalam koleksi yang terinspirasi Harlem chic pada 1980, Cole memamerkan busana pria dengan warna orange menyala dan hijau cerah. (ltc)