Bisnis.com, JAKARTA - Pada Oktober 2013 ini proses revitalisasi Opera Batak telah memasuki usia sebelas tahun sehingga menjadi awal perjuangan baru Pusat Latihan Opera Batak (PLOB) untuk membawa Opera Batak ke wilayah Internasional sekaligus membawa tema lingkungan, ekosistem Danau Toba, tempat muasal Opera Batak muncul.
Dalam keterangan resmi yag diterima Bisnis, Rabu (23/10/2013), pentas keliling pada 2013 ini akan diadakan ke tiga tempat di Sumut (Medan, Siantar, Balige), Jawa (Bandung, Solo, Yogyakarta, Jakarta) dan Koeln, Jerman dengan membawa cerita terbaru yang ditulis dalam bentuk naskah oleh sutradara Lena Simanjuntak.
"Judul naskah pementasan kali ini Perempuan Di Pinggir Danau yang mengusung tema tentang perempuan, air, dan lingkungan dengan latar belakang Danau Toba," ujar Tumpak Winmark Hutabarat selaku Koordinator Pementasan Jakarta.
Menurutnya, naskah ini sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris oleh Mikhael Bodden, seorang teaterawan dari Universitas Kanada, ke dalam Bahasa Jerman oleh Sabine Mueller, dan Bahasa Batak Toba oleh Thompson Hs (Direktur PLOt) serta dengan transliterasi aksara varian Toba oleh Thompson Hs dan Manguji Nababan (Batakolog).
Dalam waktu dekat bentuk naskah dalam empat bahasa dan aksara Toba itu akan diterbitkan dari Yogyakarta dan disebarkan ke kantong-kantong kebudayaan dan lembaga formal di seluruh dunia, ujar Thompson Hs (Direktur Artistik PLOt, Asisten Sutradara)
Dia mengatakan pementasan Opera Batak bercerita tentang sebuah danau seperti Danau Toba yang ada di Sumatera Utara merupakan sumber air utama ke sekelilingnya dan pertanian yang dilalui aliran sungainya. Air danau menjadi air minum yang dijaga dengan upacara dan para perempuan.
Mereka sangat dekat ke danau setiap hari. Jika danau semakin mengalami gejala pengrusakan maka para perempuan dan ibu-ibulah yang segera merintih. Rintihan itu akan terdengar sebagai pesan agar orang dapat mengetahui kenapa ada danau itu. Danau itu dapat saja dikisahkan oleh seorang narator.
Konon Danau Toba terjadi karena pengingkaran sebuah janji dalam kisah legenda. Seorang bernama Samosir pernah ingkar janji kepada istrinya, sebagai penjelmaan seekor ikan, karena kerakusan anaknya bernama Toba. Kemarahan akan pengingkaran janji itu menimbulkan bencana dan hamparan sebuah danau yang indah.
Keindahan itu kemudian dipesankan agar dijaga dan dipelihara. Narator dapat saja mengaitkan kisahnya dengan sebuah ilmu, yakni asal-usul danau itu karena supervulkano.
Danau Toba terbentuk karena adanya supervulkano puluhan ribu tahun lalu dengan beberapa kali letusannya. Keindahan itu sama dipuji berdasarkan legenda dan keilmuan.
"Namun pencemaran air dan lingkungan di sekitarnya lebih dekat kepada para perempuan atau ibu-ibu yang mengingat simbolik danau itu merupakan penjelmaan seorang perempuan, putri kahyangan," paparnya.
Opera Batak ini akan dipentaskan di Jakarta pada Jumat, 25 Oktober 2013 Pukul 14.00 WIB dan Pukul 19.00 WIB serta Sabtu, 26 Oktober 2013 (Pukul 15.00 WIB dan Pukul 19.30 WIB) di Graha William Soerdjaya Fakultas Kedokteran UKI – Cawang, Jakarta.