Seorang perempuan yang mengalami gangguan kesehatan mental./ilustrasi/Freepik
Health

Pakai Gadget Berlebihan bisa Sebabkan Masalah Kesehatan Mental

Mia Chitra Dinisari
Minggu, 3 Agustus 2025 - 15:25
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Dalam beberapa tahun terakhir, kehidupan digital telah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian masyarakat Indonesia.

Berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2024, lebih dari 79,5% populasi Indonesia kini telah terhubung dengan internet. Di sisi lain, Indonesia juga tercatat sebagai negara dengan jumlah pengguna aktif TikTok tertinggi di dunia, dengan lebih dari 157 juta pengguna per Juli 2024.

Namun, di balik tingginya penetrasi digital dan interaksi media sosial, muncul tantangan baru yang tak kalah serius, yaitu risiko gangguan kesehatan mental, terutama di kalangan remaja.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa 29% remaja usia 10–19 tahun di Indonesia mengalami gejala gangguan kesehatan mental. 

Fenomena ini menandakan perlunya perhatian lebih terhadap dampak psikologis dari kehidupan digital, serta pentingnya membekali generasi muda dengan ketahanan mental yang kuat.

dr Herwin Meifendy, MPH, Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur mengatakan sekitar 5,91 persen penduduk Jakarta mengalami depresi.

Dia memaparkan, dari jumlah tersebut sebanyak 0,06 persen mengalami gangguan kejiwaan berat, sementara 0,44 persen lainnya pernah memiliki keinginan untuk mengakhiri hidup.

"Sejak 2018, sekitar 5,91 persen penduduk DKI Jakarta mengalami depresi. Gangguan mental emosional tercatat sebesar 10,01 persen, dan gangguan berat mencapai 6,6 persen," kata Herwin di sela-sela gelaran Healthy Me Fest 2025 Jakarta yang digelar oleh Volvo Group.

Menurutnya, meski angka depresi tinggi, masalah ini masih sulit ditangani karena berbagai hal. Pertama, sulitnya aksesibilitas ke layanan kesehatan mental, dan juga adanya stigma buruk soal orang yang mengalami masalah kesehatan mental.

"Karena itu, bagi siapapun yang merasa mengalami masalah kesehatan mental sebaiknya segera berkonsultasi ke ahli, jangan ke orang yang salah," tambahnya.

Dilansir dari laman kemenkes, depresi merupakan penyebab utama disabilitas pada remaja. Depresi dapat menjadi penyebab bunuh diri, dan bunuh diri merupakan penyebab ke-4 kematian pada remaja di dunia.

Kebanyakan dari gangguan psikologis tersebut tidak disadari dan tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Survei mengenai kesehatan mental pada remaja di
Indonesia tahun 2022, mendapatkan hasil 5,5% remaja usia 10-17 tahun mengalami gangguan mental.

Sebanyak 1% remaja mengalami depresi, 3,7% cemas, post traumatic syndrome disorder (SPTSD) 0,9%, dan attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD) sebanyak 0,5%.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa 6,2% penduduk berusia 15-24 tahun mengalami depresi. Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 melakukan penilaian terhadap gangguan depresi dengan menggunakan instrumen Mini International Neuropsychiatric Interview (MINI) untuk kondisi 2 minggu terakhir.

Sebelumnya dalam Riskesdas 2018 juga pernah dilakukan penilaian dengan instrumen dan metode yang sama. 

Tingginya proporsi depresi pada kelompok anak muda yaitu penduduk yang pada saat SKI 2023 dilakukan berusia 15-24 tahun atau dikenal sebagai gen Z atau generasi
strawberi, memerlukan perhatian. Beberapa determinan yang terkait depresi yaitu jenis kelamin, status pendidikan, status bekerja, status ekonomi, dan tempat tinggal.

Sementara itu, Rachel Yiska Setyadi, Vice President Sales Marketing PT Indomobil Edukasi Utama mengungkapkan penggunaan sosial media berisiko munculnya kerentanan masalah kesehatan mental, terutama pada anak-anak muda.

Menurutnya, di balik manfaatnya teknologi digital bisa memperburuk kondisi mental bila digunakan secara berlebihan.

Harry Iskandar, Country Manager for Volvo Buses Indonesia mengatakan di era digitalisasi, memberi dampak kurang baik pada pengguna apalagi pada pengguna gadget yang berlebihan.

"Karena itu, perlu diberikan edukasi sejak masih muda terkait digitalisasi ini, agar generasi muda menjadi cukup kuat dan tangguh di masa depan," ujarnya.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro