Bisnis.com, BOJONEGORO - Tempat yang tenang dan dikelilingi hutan ini disebut Khayangan Api. Kobaran api yang abadi dan tidak pernah padam meski diguyur hujan.
Berada di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Khayangan Api ini wajib untuk dikunjungi ketika bertandang ke Bojonegoro.
Hanya berjarak sekitar 10 km atau membutuhkan waktu sekitar 30 menit menuju tempat unik ini. Dari jalan raya menuju lokasi Khayangan Api harus melewati jalan perdesaan yang hanya terdapat beberapa rumah penduduk, karena kawasan ini didominasi oleh hutan.
Jika biasanya tempat wisata ini dikunjungi pada siang hari, tapi kali ini saya mencoba mengunjungi pada malam hari. Ternyata, tempat ini cukup membuat bulu kuduk saya berdiri karena suasananya yang begitu sunyi dan hanya terdengar suara hewan malam bersahut-sahutan.
Kobaran api abadi yang menyala di tengah pagar melingkar itu cukup menghidupkan keberanian saya dan rombongan yang datang ke lokasi ini. Tidak ada seorang pun yang menjaga, hanya ada satu orang pengujung yang berencana menghabiskan malam di sana.
Api yang muncul itu sebenarnya berasal dari belerang yang muncul dari perut bumi. Berada jauh dari api itu akan membuat aroma belerang semakin tajam, tetapi jika didekati aroma belerang pun menghilang.
Menurut cerita, Khayangan Api menjadi tempat bersemayamnya mbah Kriyo Kusumo untuk membuat keris pada masa kerajaan Majapahit.
Konon, api yang muncul itu hanya boleh digunakan pada saat tertentu seperti upacara yang pernah dilakukan oleh Hamengku Buwono X dan pernah juga digunakan sebagai lokasi pembukaan Pekan Olah Raga Nasional (PON).
Bahkan, setiap memperingati hari jadi Bojonegoro, dilakukan prosesi pengambilan api dari Khayangan Api untuk dikirab menuju Pendopo Malowati Kabupaten Bojonegoro.
Ada yang tidak kalah menegangkan ketika berkunjung ke Khayangan Api pada malam hari. Tepat berada di samping lokasi kobaran api ada pohon cinta. Pohon ini berada di dekat taman kecil yang dilengkapi dengan ayunan.
Uniknya, pohon cinta ini memiliki dua batang pohon dan dua akar yang berbeda posisinya, tetapi ujung dari kedua pohon ini saling berpelukan atau menyatu seolah seperti pasangan yang saling mencintai.
