Bisnis.com, JAKARTA - Film nominasi Oscar 2014 untuk kategori dokumenter terbaik The Act of Killing atau Jagal yang menceritakan pembunuhan massal di Indonesia menuai protes keras di China.
Berdasarkan berita South China Morning Post yang dikutip oleh Guardian Kamis (23/1/2013), pengguna media sosial China terkejut oleh deskripsi dari konten film yang disutradarai oleh Joshua Oppenheimer ini.
The Act of Killing atau Jagal mendokumentasikan reka ulang pembantaian sadis yang dilakukan oleh mantan anggota skuad anti-komunis selama bertahun-tahun di awal rezim Soeharto pada 1966.
Film ini juga menyinggung pemerasan dan pembunuhan masyarakat Tionghoa di Indonesia pada saat itu.
South China Morning Post mengatakan blogger dan penggiat media sosial menyangkutkan peristiwa yang terjadi di Sumatra ini dengan kerusuhan antiChina di Indonesia pada 1998, di mana lebih dari 1.000 orang tewas.
Diskusi di dunia maya ini menyebabkan China memboikot Indonesia dan menuntut permintaan maaf.
Faktanya, Indonesia dan China sendiri telah berusaha untuk menutupi pembantaian dari sejarah buruk masa lalu yang telah menyebabkan kemarahan.
Belum ada rencana lebih lanjut untuk merilis film ini di China, kendati sempat ditayangkan di Nomad festival di Taiwan tahun lalu.
Film ini berpusat pada seorang pelaku pembantaian Anwar Congo, yang memperagakan cara membunuh dalam pembantaian ini.
Anwar Congo sendiri merupakan pemimpin gang yang terlibat dalam pembantaian pada era 60-an. Joshua Oppenheimer menghabiskan waktu kurang lebih 10 tahun untuk menyelesaikan film dokumenter tersebut.(T03)