Bisnis.com, JAKARTA - Pada 2015, Bangsa Indonesia akan menghadapi era pasar bebas ASEAN. Satu sisi, bisa dilihat sebagai peluang, sebab terbuka pintu di negara-negara tetangga.
Namun, tidak sedikit yang memandangnya sebagai ancaman, lantaran bangsa ini akan berhadapan dengan banyak tenaga kerja asing dari negara-negara anggota ASEAN untuk bekerja atau membuka bisnis di sini.
Salah satu tantangan generasi muda Tanah Air dalam menghadapi persaingan tenaga kerja itu nantinya adalah sempitnya keberagaman keahlian yang dimiliki, mengingat kebanyakan orang Indonesia masih menjadikan jurusan-jurusan tertentu sebagai jurusan popular. Akibatnya, terjadi ledakan jumlah sarjana di bidang-bidang yang sama.
Kondisi langkanya tenaga ahli di banyak bidang lainnya itu membuat tenaga kerja Tanah Air dinilai kurang kompetitif. Dan posisi-posisi unik akan dikuasai asing karena Indonesia tidak mempunyai ahlinya
Lalu, bagaimana untuk menghadapi perubahan era tersebut? Tentu tak lain dan tak bukan adalah dengan persiapan yang matang, terutama persiapan para pelajar sejak dini. Salah satu kiatnya adalah dengan bersikap kreatif, terutama dalam memilih bidang keahlian.
Karena, dengan keahlian unik, sesuai bakat, minat, dan punya nilai di dunia kerja, generasi muda Indonesi akan mampu bersaing, khususnya menghadapi masuknya tenaga kerja asing.
Sesuai judulnya, Kreatif Memilih Jurusan, buku ini mengajak pelajar dan orang tua merancang-ulang masa depan melalui langkah lebih tertata untuk menemukan bidang keahlian yang bisa mengantar anak menuju yang terbaik yang dia mampu, dan bukan sekedar membebek jejak orang lain.
Kata kreatif pada judul dimaksudkan mengajak pembaca melihat pilihan jurusan yang lebih luas, sebab pada banyak kasus, pilihan jurusan ikut menentukan daya saing seseorang sarjana di kancah persaingan tenaga kerja.
Ina Liem, bersama sang suami Budi Prast, ingin menginspirasi generasi muda Indonesia supaya memiliki keahlian yang bervariasi, dengan cara menampilkan jurusan-jurusan unik yang dikaitkan dengan prospeknya di Indonesia melalui buku yang dibuatnya tersebut.
Menurut Ina, sejak 20 tahun lalu, jurusan favorit pelajar Indonesia hampir tidak berubah. Hasil survey yang dilakukan Ina ke berbagai sekolah di belasan kota di Indonesia pada 2013, memperlihatkan bahwa pilihan utama masih jatuh pada jurusan bisnis dan manajemen, disusul kedokteran, akuntansi, dan teknologi informasi.
“Padahal dunia profesi membuka peluang di banyak bidang lain. Kurangnya informasi tentang jurusan menjadi penyebab sempitnya pilihan dan kendala dalam mempersiapkan masa depan, termasuk kesalahan persepsi,” ujar perempuan yang sebelumnya berprofesi sebagai marketing universitas di Australia itu.
Beberapa contoh dipaparkan dalam buku ini, salah satunya adanya persepsi bahwa lulusan matematika hanya bisa jadi guru. Di buku ini, Ina Liem menunjukkan bukti hasil wawancara dengan para praktisi, bahwa lulusan Matematika ternyata dibutuhkan di banyak industri.
Contoh kesalahan persepsi, antara lain bahwa jurusan desain dianggap mudah. Akibatnya, sebagian besar lulusan desain tidak bekerja sesuai bidangnya, karena masuknya sudah dengan alasan yang salah. Anggapan lainnya adalah apabila ingin menjadi pengusaha, sebaiknya ambil jurusan manajemen, padahal nyatanya banyak jurusan lain juga melahirkan pengusaha.
Menurutnya, proses mengenal diri pada anak sangat ditekankan sehingga pilihan jurusan bukan sekedar melihat peluang karirnya, namun harus selaras dengan individu pemilihnya. Buku ini tidak sekedar membuka wawasan, namun sekaligus memberi tuntunan action plan melalui lampiran transformer diagram, yang bisa langsung dipraktikkan dalam penemuan jurusan yang sesuai dengan jati diri.
Buku ini dirancang semi interaktif. Beberapa hal di buku ini hanya disinggung sekilas, namun dengan masuk ke blog Jurusanku.com dan mengetikkan kata kunci tertentu, pembaca akan menemukan penjelasan lebih lengkap.
“Buku ini ringan dibaca, karena lahir dari permintaan peserta seminar saya. Jadi isi seminar saya, dituangkan dalam buku. Jadi bahasa tutur. Orang tua pun senang membacanya karena tulisannya besar-besar. Banyak gambar dan foto, tapi sarat informasi karena semi interaktif,” ujarnya kepada Bisnis, belum lama ini.
Passion Ina di dunia pendidikan ditemukannya lama setelah lulus kuliah. Berbekal itulah Ina berusaha menginspirasi pelajar dan orang tua agar menyiapkan masa depan yang baik melalui langkah sederhana, yakni memilih jurusan yang tepat.
Pada bagian akhir buku ini, sang penulis, selain kontributor Kompas Klass dan pengisi seminar di banyak kota, Ina memberikan tuntunan langkah demi langkah dalam mengisi diagram transformer yang terlampir dalam buku.
Dengan demikian, buku ini bukan melulu berisi informasi dan opini tapi juga menjadi penuntun kongkrit mengambil langkah ke depan. Akan lebih baik jika diagram ini diisi bersamaan dengan orang tua. Selamat membaca.