Entertainment

Kisah Perjalanan Perfilman Indonesia: Kualitas Makin Membaik

Deliana Pradhita Sari
Sabtu, 5 April 2014 - 14:08
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Perjalanan film nasional mengalami fase pasang surut. Direktur Pengembangan Industri Perfilman Ditjen Ekonomi Kreatif Berbasis Seni Budaya Kemenparekraf Armein Firmansyah mengatakan perfilman nasional semakin membaik pada akhir-akhir ini ditunjang dari segi kualitas keseluruhan baik kisah cerita, produksi, jumlah penonton, survey dan pengakuan oleh ajang perfilman di luar negeri.

Pada 2013, film nasional meningkat menjadi 160 film dibandingkan dengan tahun 2012 yang hanya 90 film. Dari 160 film terdaftar tahun lalu, hanya 105 yang lulus sensor.

Hal ini menunjukan bahwa Lembaga Sensor Film (LSF) bekerja super ketat dalam upaya penyaringan konten. LSF tidak sembrang meloloskan film yang tidak layak tayang.

“Pada 2014 saja yang baru berlangsung 3 bulan hingga maret, film nasional yang terdaftar yang masuk ke kami ada 40 an judul film tetapi hanya 36 yang dinyatakan lulus sensor,” ujarnya kepada Bisnis.

Semakin banyak produksi film nasional, tutur Armein, semakin akan membawa kebaikan terhadap nasib film kita di masa depan. Infiltrasi film asing Hollywood, Bollywood atau Asia akan semakin tergeser oleh perkembangan film nasional yang semakin layak tonton dan berkualitas.

Data dari Pusat Data dan Informasi (pusdatin) Kemenparekraf yang dihimpun Bisnis mencatat perbandingan film nasional dan film impor sejak 2008 hingga 2012 adalah 1:2. Data terakhir pada 2012 menyebutkan perbandingan 1:2 didapat dari jumlah film nasional yang berjumlah 90 dan film asing yang tayang berjumlah 182 film Keadaan ini dinilai membaik dibandingkan dengan tahun 2001 yang perbandingannya adalah 1:53 dengan 4 film nasional per tahun dan 214 film asing.

“Memang ada masa perfilman kita terpuruk ketika kualitas cerita film buruk dan produksi film sangat mahal yaitu pada 1999-2002. Pada masa tersebut film nasional yang diproduksi tiap tahunnya tidak mencapai 10 film,” tandasnya.

Mulai 2003 hingga sekarang, katanya, film nasional kian menorehkan prestasi yang tiap tahun kian membanggakan.

“Hal ini dilihat dari jumlah penonton film nasional pada 2013 mampu menembus 62 juta penonton dan juga keikutsertaan film nasional dalam ajang festival film luar negeri,” imbuhnya.

Seperti contoh film The Raid (2011) yang mampu menempus pasar International dengan masuk ke empat film festival dan disaksikan berjuta-juta pasang mata dalam ajang Sundance Film Festival, Toronto Film Festival, Cannes Film Festival dan Glasgow Film Festival.

Meskipun film tersebut disutradarai oleh sutradara asal Inggris Gareth Evans, tetapi segala produksi, pemain,kru, setting dan bahasa berbasis Indonesia. Film tersebut dikategorikan film nasional.

Armein percaya film nasional akan selalu berkembang tiap tahunnya diiringi kualitas yang semakin hebat. Hal ini didukung sepenuhnya oleh dua kementerian di Indonesia yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (kemenparekraf).

Kemendikbud bertanggung jawab atas konten budaya dan pendidikan sedangkan kememparekraf bertanggung jawab atas jalanya industri dan produksi. Termasuk di dalamnya memfasilitasi apresiasi yang dibutuhkan dalam festival film.

Selain itu,ujar Armein, pemerintah juga selalu bersinergi dengan Badan Perfilman Indonesia (BPI) untuk selalu meningkatkan mutu dan kualitas perfilman nasional.

Hal ini juga ditunjang oleh keberadaan sarana dan prasarana tempat menonton film seperti bioskop. Data pusdatin kemenparekraf menunjukkan Indonesia memiliki 190 gedung biskop dengan total 774 layar di 55 dari 538 kota atau kabupaten yang mayoritas tersebar di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten.

Sedangkan 10 provinsi di Indonesia masih belum memiliki bioskop seperti Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenbggara Timur, Banda Aceh, Gorontalo, Bangka Belitung, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro