Bisnis.com, JAKARTA - Selain sebagai model kelas papan atas, Nadya Hutagalung merupakan aktivis pecinta lingkungan. Dia didaulat menjadi WWF Elephant Warrior untuk memerangi perdagangan gading gajah ilegal.
Sebuah film garapannya bekerja sama dengan Tammie Matson, seorang ahli gajah yang disutradarai Ernest Hariyanto berjudul Let Elephants be Elephants telah selesai digarap dan siap diputar.
Rencananya, film tersebut akan diputar di Indonesia dan Asia Tenggara sebagai kawasan terbesar perdagangan ilegal gading gajah tersebut.
"Saya merasa miris ketika pertama kali menginjakan kaki di Afrika. Di sana gajah-gajah banyak yang mati terbunuh dengan cara yang sadis," paparnya dalam jumpa pers Let Elephants be Elephants di Shangri-La Hotel, Selasa (22/4/2014).
Bersama Tammie Matson, film dokumenter tersebut menggambarkan kawasan Afrika yang dipenuhi gajah. Nadya didaulat sebagai narator film yang mewawancarai beberapa aktivis gajah.
Film dokumenter tersebut juga berhasil merekam jejak-jejak hasil buruan para pemburu ilegal. Di film itu, tulang belulang, dan bangkai gajah terekam sangat memprihatinkan.
Nadya mengatakan selama sebulan, dia bersama tim berhasil mengabadikan wilayah perburuan gajah yang dibunuh hanya untuk mengambil gading. Gading tersebut, katanya akan diperdagangkan untuk keperluan hiasan dan benda-benda adat.
Film Let Elephants be Elephants berdurasi sekitar 30 menit dengan sinematografi dan audio yang mumpuni. Dia mengklaim, ketika kali pertama berkomunikasi dengan pihak konservasi gajah Afrika, rencana pembuatan film tersebut mendapat dukungan penuh.
Nadya menuturkan film tersebut menjadi sebuah kampanye yang menitikberatkan pada pertumbuhan gading gajah. Sejak 2006, perburuan gajah meningkat tinggi.
"Film ini merupakan sebuah aksi nyata dalam meningkatkan kesadaran tentang hubungan antara pertumbuhan dan permintaan akan gading gajah," paparnya.