Bisnis.com, JAKARTA- Seorang pasien pria paruh baya yang mengidap hipertensi suatu ketika mendatangi dokter langganannya di satu rumah sakit untuk melakukan check up kesehatan.
Sang dokter memeriksa tekanan darah dan memberinya resep obat untuk ditebus. Sebelum pasien meninggalkan ruangan, seperti bisanya si dokter memberi wejangan kepada pasien. Wejangan tersebut berupa larangan untuk mengonsumsi asupan tertentu dan anjuran mengonsumsi makanan dan minuman tertentu.
Tidak hanya kepada pasien penyakit dalam saja, semua pasien mayoritas diberi wejangan terkait asupan sesuai jenis penyakitnya sebagai tindak pencegahan dan pengobatan medis.
Namun terdapat satu hal yang acapkali terlewat sebagai resep pencegahan dan penyembuhan penyakit yaitu latihan fisik.
Exercise is medicine atau latihan fisik adalah obat. Kampanye yang digadang-gadang oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Olahraga (PDSKO) dan Coca Cola tersebut memang terbukti valid secara ilmiah. Kondisi di banyak negara memperlihatkan bahwa saat ini tengah terjadi penurunan tingkat aktivitas fisik masyarakat yang cukup signifikan di seluruh dunia.
Masyarakat kurang gerak terutama generasi muda, berpotensi menyebabkan peningkatan faktor-faktor risiko kesehatan dalam jangka panjang misalnya obesitas, diabetes, jantung dan depresi.
WHO juga merilis dalam Global Health Risk, kurangnya latihan fisik atau physical inactivity berada dalam peringkat ke-4 teratas penyebab kematian setelah hipertensi, diabetes dan merokok. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menyebutkan hampir separuh dari penduduk Indonesia yaitu 42% kelompok usia di atas 10 tahun tergolong memiliki perilaku sendentari (kurang beraktifitas fisik).
Keprihatinan inilah yang membuat exercise is medicine (EIM) ini pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat pada 2007. Indonesia merupakan negara ke-38 yang ikut serta dalam kampanye ini.
Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Olahraga Dokter Grace Tumbelaka menerangkan penasehat kesehatan dan para dokter harus mempunyai peranan penting untuk mulai lebih aktif memasukkan latihan fisik sebagai bagian dari pencegahan dan pengobatan bagi pasien mereka.
“Kalau sakit biasanya dokter kasih obat ini, itu, ga boleh begini, ga boleh begitu padahal latihan fisik adalah obat yang paling murah,” katanya.
Kampanye EIM ini, ujarnya, telah diikuti oleh 40 dokter umum maupun spesialis. Mereka mengikuti pelatihan pengobatan dengan latihan fisik. Target hingga akhir 2014 adalah mensertifikasi 120 dokter dan 20 instruktur fitness.