Bisnis.com, JAKARTA—Bahaya merokok bisa mengganggu tidak hanya penggunanya namun perokok pasif di sekitarnya pun ikut terkena dampak asap rokok.
Bagi perokok aktif, berhenti merokok memiliki tantangan tersendiri, karena nikotin yang terkandung dalam rokok bisa membuat orang ketergantungan. Saat ini, banyak terapi dan alternatif yang bisa digunakan untuk menghilangkan kebiasaan merokok. Salah satunya dengan e-cigarettes.
Survei menyebutkan dari 6.000 perokok, lima diantaranya telah berhenti dengan bantuan e-cigarettes. Angka ini lebih besar 60% daripada mereka yang berhenti tidak menggunakan bantuan apapun. Bahkan perokok yang menggunakan e-cigarette memiliki tingkat keberhasilan yang lebih besar daripada memiliki kemauan sendiri atau terapi pengganti seperti permen karet.
Sejak beberapa tahun ini penggunaan e-cigarettes melonjak. Menurut Action on Smoking and Health memperkirakan ada lebih dari 2 juta orang yang menggunakan e-cigarettes. Angka ini meningkat tiga kali dari dua tahun sebelumnya.
Pengguna e-cigarettes akan mengalami sensasi mirip dengan rokok biasa, bedanya bukan asap melainkan uap yang mengandung konsentrasi nikotin. Namun, pengunaan e-cigarettes masih menimbulkan kontroversi.
Prof Robert West, peneliti terkemuka di Inggris ini seperti yang dikutip dari BBC menjelaskan “E-cigarettes secara substansial dapat meningkatkan kesehatan masyarakat karena dapat mengurangi perokok aktif.”
Departemen Kesehatan di Inggris sendiri menjelaskan bahwa sebenarnya e-cigarettes tidak bebas risiko, namun tentunya risiko yang ada lebih rendah jika dibandingkan dengan rokok tembakau dan dapat membantu orang yang ingin berhenti merokok.