Ilustrasi
Fashion

Jumlah Perokok Terus Meningkat, Indonesia Tertinggi Kedua Di Dunia

Puput Ady Sukarno
Minggu, 1 Juni 2014 - 11:48
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah perokok di Indonesia ternyata masih belum menurun seperti yang diharapkan.

Memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang jatuh pada 31 Mei, Indonesia justru mendapatkan kado kurang mengenakkan terkait permasalahan perilaku merokok masyarakatnya.

Riset Kesehatan Dasar 2013 Kementerian Kesehatan RI menyatakan perilaku merokok penduduk usia 15 tahun ke atas masih belum terjadi penurunan dari 2007-2013, bahkan cenderung mengalami peningkatan dari 34,2% pada 2007 menjadi 36,2% pada 2013.

Selain itu, data riset tersebut juga menunjukkan bahwa pada 2013, sebanyak 64,9% warga yang masih menghisap rokok adalah berjenis kelamin laki-laki dan sisanya sebesar 2,1% adalah perempuan.

Di samping itu, juga ditemukan bahwa 1,4% perokok masih berumur 10-14 tahun, dan sebanyak 9,9% perokok pada kelompok tidak bekerja.

Sedangkan rerata jumlah batang rokok yang dihisap adalah sekitar 12,3% batang. Bervariasi dari yang terendah 10 batang di DIY dan tertinggi di Bangka Belitung 18,3 batang.

Bahkan, yang lebih mencengangkan lagi, menurut penelitian terbaru dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), sebuah organisasi riset global di Universitas Washington, jumlah pria perokok di Indonesia meningkat dan menempati peringkat kedua di dunia dengan 57% di bawah Timor Leste 61%.

Di bawah Indonesia ada Laos (51,3%), China (45,1%) Kamboja (42,1%).

Data periode 1980-2012 memperlihatkan bahwa, meskipun sejumlah negara memperlihatkan penurunan rasio, angka prevalensi kebiasaan merokok di Indonesia justru mengalami peningkatan.

Keterangan resmi yang diterima Bisnis, dari penelitian yang bertajuk ‘Smoking Prevalence and Cigarette Consumption in 187 Countries, 1980-2012’ tersebut, menyebutkan bahwa saat ini diperkirakan terdapat sebanyak 52 juta orang merokok di seluruh Indonesia.

Persentase dari populasi yang merokok – atau juga dikenal dengan prevalensi itu – memperlihatkan penurunan, akan tetapi jumlah penikmat rokok di seluruh dunia telah meningkat seiring peningkatan jumlah penduduk.

Dalam riset yang juga telah dipublikasikan dalam Journal of The American Medical Association, Januari 2014 itu, menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu dari 12 negara yang menyumbangkan angka sebanyak 40% dari total jumlah perokok dunia.

“Jumlah pria perokok di Indonesia telah meningkat sebanyak dua kali lipat sejak 1980, dan prevalensi pria perokok di Indonesia tercatat sebagai kedua tertinggi di dunia,” tutur Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi, seperti kutipan yang terdapat dalam keterangan resmi tersebut.

Menurut Kemenkes, hal ini merupakan fakta menyedihkan yang dapat memberikan dampak negatif pada kondisi kesehatan serta biaya kesehatan di Indonesia.

Tetapi, tentunya ini juga merupakan fakta bahwa pihaknya akan terus berkomitmen dalam melakukan tindakan nyata dalam mengurangi angka tersebut di Indonesia untuk kepentingan seluruh masyarakat, dan membantu mengurangi angka penyakit yang disebabkan oleh tembakau di seluruh dunia.

Secara global, prevalensi merokok berdasarkan usia sudah menunjukkan penurunan sebanyak 42% di kalangan wanita, dan 25% di kalangan pria, antara 1980 dan 2012.

Empat negara – Kanada, Islandia, Meksiko dan Norwegia – telah memangkas angka prevalensi di negaranya hingga separuhnya sejak 1980.

Di Indonesia, prevalensi merokok sangat bervariasi antara pria dan wanita.

Pada 2012, 57% pria Indonesia digolongkan sebagai perokok aktif, dan tercatat sebagai kedua tertinggi di dunia. Wanita Indonesia, memperlihatkan prevalensi merokok sebanyak 3,6%. Angka yang sangat kecil dibandingkan para pria perokok.

Sementara China, Taiwan, Vietnam dan negara-negara lain di Asia Timur dan Asia Tenggara memperlihatkan kecenderungan yang sama terkait kebiasaan merokok antara pria dan wanita.

Secara global, meskipun prevalensi memperlihatkan penurunan, pertumbuhan populasi yang substansial di seluruh dunia antara 1980 dan 2012 menyumbangkan sebesar 41% pada jumlah pria perokok harian dan 7% pada jumlah wanita perokok.

Lebih dari 50% pria di beberapa negara, termasuk Indonesia, Rusia, Armenia dan Timor Leste merokok setiap hari. Sementara prevalensi merokok pada wanita di atas 25% di Austria, Cili, Perancis dan Yunani.

Angka pria perokok terendah terdapat di Antigua dan Barbuda, Sao Tome dan Principe, serta Nigeria. Sedangkan pada wanita di Eritrea, Kamerun dan Maroko tercatat rendah. Perbedaaan-perbedaan tersebut terus terjadi meskipun berbagai upaya untuk pengawasan tembakau dijalankan secara ketat di seluruh dunia.

Lima tahun lalu, laporan pertama yang dikeluarkan oleh US Surgeon General mengenai dampak dari merokok menghasilkan riset yang memberikan terobosan baru dalam hal tembakau dan investasi oleh pemerintah dan berbagai organisasi nirlaba untuk mengurangi prevalensi tembakau dan konsumsi rokok.

Pada 2003, Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) diadopsi oleh World Health Assembly serta sudah diratifikasi di 177 negara, termasuk Indonesia. “Walaupun banyak kemajuan pesat dalam hal pengawasan tembakau, masih banyak yang harus dilakukan,” kata Direktur IHME, Dr. Christoper Murray.

Pihaknya mengaku memiliki berbagai piranti hukum untuk mendukung pengawasan tembakau. “Kami perlu berbagai cara untuk mempercepat langkah kami. Dan kami pun perlu segera mengetahui apa yang menjadi masalah, jika ditemukan tidak adanya kemajuan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro