Bisnis.com, JAKARTA -- Angkatan perokok dewasa yang baru muncul di Indonesia diperkirakan terpicu oleh maraknya sigaret kretek yang dibuat oleh mesin.
Hasan Aoni Aziz Sekretaris Jenderal Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri) menjelaskan mengenai munculnya angkatan perokok dewasa yang baru muncul.
Angkatan baru ini menurut perkiraan merupakan pengguna sigaret kretek mesin.
“Perokok baru lari ke sigaret kretek mesin, ini menjadi salah satu faktor turunnya konsumsi dan produksi sigaret kretek tangan,” ujar Hasan.
Walaupun tidak menutup kemungkinan perokok aktif lama melakukan pergantian rokok, atau mencampur antara sigaret kretek mesin dan tangan.
Pernyataan ini diperkuat dengan data Gappri yang menyebutkan turunnya produksi sigaret kretek tangan.
Pada 2012 mencapai lebih dari 94 miliar batang rokok. Angka ini menurun di 2013 menjadi 90 miliar batang rokok.
Angka tersebut merupakan jumlah produksi terendah selama lima tahun terakhir ini.
Pada 2009, sigaret kretek tangan mencapai hingga 93 miliar batang.
Sedangkan peningkatan terjadi pada sigaret rokok mesin, yang pada 2013 mencapai angka 228 miliar batang rokok.
Padahal, sebelumnya, pada 2012 berkisar 213 miliar batang.
Ini menunjukkan peningkatan yang cukup pesat dalam lima tahun terakhir ini.
Hasan menjelaskan, sigaret kretek tangan adalah rokok lintingan menggunakan tangan yang tidak memiliki filter. Sedangkan sigaret kretek mesin, rokok lintingan mesin yang menggunakan filter.
Turunnya angka produksi sigaret kretek tangan ini menjadi salah satu penyebab beberapa pabrik sigaret kretek tangan tutup, salah satunya adalah Sampoerna.
Regulasi juga menjadi salah satu penyebab beberapa produsen sigaret kretek tangan rumahan terpaksa gulung tikar.
“Regulasi tersebut tidak mendukung industri,” tutur Hasan.
Produsen sigaret kretek tangan rumahan, rata-rata memiliki modal yang tidak terlalu besar.
Regulasi baru yang mengatur mengenai modal, luas dan lokasi produksi, telah menggilas beberapa produsen sigaret kretek tangan rumahan.
Sementara itu, jumlah perokok dari kalangan umur 15 tahun ke atas hingga kini belum terjadi penurunan sejak 2007-2013. Bahkan, terjadi peningkatan dari 34,2% pada 2007 menjadi 36,3% pada 2013.
Demikian data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskedas 2013) 2013 Kementrian Kesehatan.